Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gibran Maju Pilkada Solo 2020, Pengamat Sebut Bisa Jadi Buah Simalakama bagi Jokowi

Pangi Syarwi Chaniago menilai ada fenomena baru dalam varian politik dinasti di Indonesia.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Gibran Maju Pilkada Solo 2020, Pengamat Sebut Bisa Jadi Buah Simalakama bagi Jokowi
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Gibran Rakabuming Raka saat jumpa pers dengan wartawan, Selasa (11/2/2020). Menilik ke belakang tiga tahun lalu, Gibran Rakabuming belum menunjukkan tanda-tanda ketertarikannya pada dunia politik. Ia memilih jualan martabak. (Tribunsolo.com/Ryantono Puji Santoso) 

TRIBUNNEWS.COM - Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai ada fenomena baru dalam varian politik dinasti di Indonesia.

Di mana untuk pertama kalinya, keluarga presiden yang masih menjabat ikut serta dalam perhelatan kontestasi elektoral.

Hal itu menanggapi langkah putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, yang maju dalam pemilihan Wali Kota Solo 2020.

Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa saat ini sudah mendapatkan dukungan resmi dari PDI Perjuangan (PDIP) tempat Jokowi bernaung.

Selain Gibran, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga tengah berupaya mendpatkan dukungan parpol untuk maju di pemilihan Wali Kota Medan 2020.

Soal empat anggota keluarga Presiden Jokowi meramaikan Pilkada 2020, Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebutnya fenomena baru dalam varian politik dinasti di Indonesia, di mana untuk pertama kalinya, keluarga presiden yang masih menjabat ikut serta dalam perhelatan kontestasi elektoral, Rabu (15/1/2020).
Soal empat anggota keluarga Presiden Jokowi meramaikan Pilkada 2020, Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebutnya fenomena baru dalam varian politik dinasti di Indonesia, di mana untuk pertama kalinya, keluarga presiden yang masih menjabat ikut serta dalam perhelatan kontestasi elektoral, Rabu (15/1/2020). (Pangi Syarwi Chaniago)

"Ini adalah fenomena baru dalam varian politik dinasti di Indonesia."

"Di mana untuk pertama kalinya keluarga presiden yang masih menjabat ikut serta dalam perhelatan kontestasi elektoral pilkada serentak 2020," kata Pangi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribunnews.com, Senin (20/7/2020).

Berita Rekomendasi

Pangi mengatakan, sebagai presiden yang masih menjabat, semestinya keluarga inti Jokowi harus menjaga jarak dari politik praktis.

Hal itu bertujuan untuk menghindari konflik kepentingan dan potensi penyalahgunaan kekuasaan serta memanfaatkan pengaruh presiden untuk kepentingan pribadi terkait kontestasi yang akan mereka ikuti.

Di sisi lain, lanjut Pangi, memang secara hukum tidak ada aturan yang dilanggar dan membatasi siapapun termasuk anak atau keluarga presiden sekalipun untuk terlibat dalam politik praktis.

Baca: Saat PDIP Ditanya Keunggulan Gibran sang Anak Presiden Dibanding Achmad Purnomo, Begini Jawabannya

"Namun, tersandera soal etika dan kepatutan, semestinya harus dipertimbangkan matang."

"Jangan terkesan seperti fenomena 'politik aji mumpung' kebetulan bapak lagi jadi presiden," ungkap Pangi.

Pangi menyebut, sebenarnya politik dinasti memang sudah mengakar kuat di Indonesia.

Mulai dari dinasti Soekarno, Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun, menurut Pangi, untuk Jokowi adalah eksperimen awal membangun trah dinasti politiknya.

Baca: Terpilihnya Gibran Rakabuming Jadi Calon Wali Kota Solo dari PDIP Tunjukkan Pengaruh Jokowi Menguat

"Pertanyaannya adalah apakah Jokowi sudah menyiapkan infrastruktur untuk menopang politik dinastinya?," ucapnya.

Pangi menuturkan, jika tidak dipersiapkan dengan matang, bisa saja eksperimen politik dinasti Jokowi ini hanya ajang kelinci percobaan.

"Kalau seandainya gagal misalnya, maka sama saja mempermalukan dan menggerus legitimasinya sebagai presiden RI," paparnya.

Menurut Pangi, jika Jokowi menggantungan harapan pada PDIP sebagai infrastruktur politiknya, maka hal itu bisa menjadi dilema.

Elite PDIP akan mempersempit ruang geraknya, kalaupun dibuka akan menghambat dinasti politik yang sudah dibangun.

Baca: Jokowi Diprediksi Sulit Perankan Diri sebagai Ayahanda Gibran yang Tak Mau Anaknya Kalah

Sebab, lanjut dia, ketua umum partai lain juga sedang menyiapkan trah dinasti politiknya.

Selain langkah ini akan melahirkan konflik internal yang merusak tardisi meritokrasi, memprioritaskan figur kader internal yang sudah berdarah-darah membesarkan partai.

"Inilah buah simalakamanya, jika Jokowi mempersiapkan infrastruktur politik dan penopang lain untuk membangun dinasti politiknya, maka beliau akan distempel menyalahgunakan kekuasaannya."

"Jokowi tidak akan membiarkan putra dan menantunya berjuang sendiri, tidak tega melihat mereka kalah dalam kontestasi elektoral, tentu hal tersebut bisa memalukan Jokowi," ungkap Pangi.

Baca: Ribut di Medsos Soal Gibran, PDIP: Demokrat Seperti Menepuk Air di Dulang Terpecik Muka Sendiri

Sebelumnya, Gibran bersama pasangannya calon Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa resmi mendapat rekomendasi dari DPP PDIP maju Pilkada Solo 2020.

Rekomendasi tersebut diumumkan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Kantor DPP PDIP Jakarta yang disiarkan secara virtual di Panti Marhaen Semarang.

Dalam kesempatan itu, penyerahan surat rekomendasi penetapan calon juga diserahkan kepada pasangan calon dalam Pilkada Solo 2020.

Hadir pula Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo, Sekretaris Teguh Prakosa, Bendahara Johni Sofyan Erwandi, dan Wakil Ketua DPC PDIP Solo Bidang Pemenangan Pemilu Putut Gunawan.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas