Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi PDIP: Gerakan Ganti Presiden Revolusi Malu-malu Kucing

Masinton menjelaskan bahwa gerakan itu mengindikasikan ingin mengganti presiden di tengah jalan lewat jalur ekstraparlemen.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Politisi PDIP: Gerakan Ganti Presiden Revolusi Malu-malu Kucing
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Masinton Pasaribu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu menyebut gerakan 2019 Ganti Presiden yang tengah marak sebagai revolusi yang malu-malu kucing.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Kaukus Muda Indonesia (KMI) dengan tema “Gerakan #2019 Ganti Presiden Upaya Inkonstitusional Mengganti Presiden” di Gedung Djoeang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).

“Gerakan yang menggunakan tagar itu adalah revolusi malu-malu kucing, karena sebenarnya ingin mengganti presiden di tengah jalan, tapi penjelasannya membodohi publik,” ujar Masinton.

Masinton menjelaskan bahwa gerakan itu mengindikasikan ingin mengganti presiden di tengah jalan lewat jalur ekstraparlemen.

“Karena usaha mereka untuk mengganti presiden lewat parlemen dan konstitusi tidak bisa maka digunakan cara ekstraparlemen, yaitu cara-cara provokatif seperti itu untuk galang gerakan masyarakat dalam jumlah besar,” katanya.

Ia menegaskan bahwa orasi yang ditampilkan dalam gerakan itu tidak jujur.

“Mereka bilang tidak pilih siapa-siapa, hanya ingin ganti presiden, padahal kontestan hanya dua, itu yang saya maksud pembodohan, tidak jujur,” katanya.

Berita Rekomendasi

Anggota Komisi III DPR RI itu juga menolak menyebut gerakan itu sebagai gerakan sosial.

“Itu juga bukan gerakan sosial, itu adalah gerakan politik, karena jelas-jelas pelakunya orang politik, termasuk Ahmad Dhani yang merupakan kader dari Gerindra,” ujarnya.

Hashtag #2019gantipresiden akhir-akhir ini ramai diperbincangkan lantaran terjadi tindakan persekusi terhadap aktivis gerakan tersebut, Neno Warisman di Riau pada akhir pekan lalu.

Kemudian deklarasi gerakan itu juga ramai di Surabaya karena mendapat penolakan dari masyarakat dan tidak mendapat izin dari kepolisian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas