TKN Jokowi-Maruf : Usulan Soal Debat Bahasa Inggris 'Genit'
Menurut Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, usulan tersebut sebagai usul yang 'genit' dan aneh
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani menanggapi usulan debat capres-cawapres dengan menggunakan bahasa Inggris yang dilontarkan oleh koalisi pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, usulan tersebut sebagai usul yang 'genit' dan aneh.
Baca: Sejumlah Tokoh Tanah Air Protes Usulan Debat Bahasa Inggris dari Koalisi Prabowo-Sandiaga
"(Usulan debat) enggak usah 'genit-genit'. Karena kalau genit-genit nanti ada juga yang genit dari elemen masyarakat yang usul kalau gitu ada juga dong lomba baca Al-Quran, lomba solat yang benar. Nanti berhak juga dong yang usul gitu," kata Asrul Sani di Rumah Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).
Asrul mencontohkan, bagaimana Presiden Soeharto selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam pertemuan dan kunjungannya ke luar negeri.
Namun, hal itu tidak mengurangi kewibawaannya seorang kepala negara.
"Selama Pak Harto (Soeharto) menjadi presiden beliau menerima tamu dan bicara di ratusan forum internasional dengan bahas Indonesia dan itu tidak sedikit pun mengurangi kewibawaan beliau sebagai kepala negara," ungkap Asrul.
Arsul menjelaskan, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara telah menjadi landasan KPU mengatur format debat capres-cawapres, termasuk penggunaan bahasanya.
"dalam forum-forum resmi yang bersifat nasional itu wajib menggunakan bahasa aindonesia. Nah, forum debat capres/cawapres itu resmi bukan," terang Asrul.
Dia justru khawatir apabila debat capres-cawapres menggunakan Bahasa Inggris direalisasikan, maka akan menyulitkan parpol koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga dalam memahami gagasan, program dan visi misi.
Lebih jauh, bisa membingkan masyarakat dalam mengenal dan memahani visi dan misi capres-cawapresnya.
"Memang yang usul debat bahasa Inggris ngerti bahasa Inggris. Saya tahu juga anggota D0R yang bisa bahasa Inggris atau tidak. Pernah kunker ke luar negeri bahasa inggrisnya keluar apa tidak. Kan tau juga jangan-jangan ada debat bahasa Inggris nanti yang enggak ngerti malah tokoh petinggi partai dan anggotaa DPRnya, bukan hanya rakyat. Malah bikin malu," papar Asrul.
Sebelumnya, koalisi partai politik pengusung bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar satu sesi debat capres-cawapres dengan menggunakan bahasa Inggris.
Baca: 2.074 Caleg Tak Mau Profilnya Dipublikasi, Formappi: Bagaimana Mungkin Publik Bisa Memilih?
"Boleh juga kali ya. Ya, makanya hal-hal rinci seperti itu perlu didiskusikan," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto di Rumah Pemenangan PAN, di Jakarta, Kamis (13/9/2018) seperti dikutip Kompas.com
Yandri menuturkan, pemimpin Indonesia bakal bergaul dan banyak berbicara di forum internasional yang memerlukan penggunaan bahasa Inggris.