Pengamat LIPI: Wajar Saja Kalau Dukungan Demokrat Ke Prabowo Setengah Hati
Wajar saja kalau dukungan Demokrat ke Prabowo setengah hati. Dalam politik kan gak ada yang gratis
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai wajar dukungan Partai Demokrat kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Hal itu terlihat beberapa kader terbaiknya hengkang dari Partai Demokrat menjadi pendukung pasangan petahana Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Pun berbaliknya dukungan sejumlah DPD Demokrat ke Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Wajar saja kalau dukungan Demokrat ke Prabowo setengah hati. Dalam politik kan gak ada yang gratis," ujar Indria Samego kepada Tribunnews.com, Kamis (20/9/2018).
Terakhir mundur adalah mantan Gubernur NTB Tuanku Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Sitti Rohmi Djalilah, mengundurkan diri dari partai.
Karena dia melihat, tidak ada keuntungan yang diperoleh Partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bila Prabowo menang atas Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Apalagi, menurut dia, ada warna kekecewaan juga ketika Prabowo tidak memberikan karpet merah bagi putera sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres.
Selain juga Partai Demokrat tidak memperoleh "efek ekor jas" (coat-tail effect) ketika Prabowo berpasangan dengan Sadiaga Uno.
Untuk itu Partai Demokrat akan lebih memilih berjuang di Pileg untuk memenuhi syarat ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen untuk pemilu 2019. Sehingga mimpi mengulang sukses 2009 pada 2024 akan tetap terjaga.
"Apa yang Demokrat dapatkan bila Prabowo menang? Semula, diharapkan bahwa berkoalisi dengan prabowo akan jadikan karpet merah bagi AHY Tapi kalau hanya jadi pendukung, lain lagi critanya," katanya.
Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, bersyukur atas mundurnya Wagub NTB dari Demokrat mengikuti langkah saudaranya TGB.
"Kami juga mensyukuri keluarnya orang-orang ini keluar dari Demokrat," ujar Ferdinand kepada Tribunnews.com, Rabu (19/9/2018).
Apalagi tekait TGB, menurut dia, Demokrat bersyukur tidak menanggung beban politik atas dugaan perkara korupsi kasus penjualan saham PT Newmont.
"TGB keluar, sehingga kami Demokrat tidak perlu menanggung beban politik atas dugaan perkaraan korupsi yang diduga dilakukan TGB atas kasus penjualan saham Newmont," ucapnya.