Aktivis Soe Hok Gie tentang Sahabanya, Prabowo: Dia Cepat dan Cerdas Menangkap Persoalan Tapi Naif
Kedekatan Prabowo dan Soe Hok Gie terlihat dari sebuah artikel reactips.hol.es berjudul 'Karangan Bunga Prabowo Saat Pemakaman Soe Hok Gie'.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok aktivis Soe Hok Gie yang sarat dengan pergerakan dan pertentangan terhadap pemerintahan era Soekarno pada tahun 1960-an, rupanya sangat dekat dengan Prabowo Subianto.
Mereka bersahabat, hingga ajal memisahkan mereka.
Kedekatan mereka terlihat dari sebuah artikel reactips.hol.es berjudul 'Karangan Bunga Prabowo Saat Pemakaman Soe Hok Gie.
Dalam artikel itu, terlihat sebuah foto Prabowo Subianto ketika masih muda, mengenakan kemeja lapangan dan celana berwarna putih. Prabowo Subianto melayat makam sahabatnya, Soe Hok Gie.
Dalam potret, Prabowo Subianto muda menempatkan sebuah karangan bunga di atas makam Soe Hok Gie yang kini menjadi Museum Taman Prasasti, persis di sebelah kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Gambir, Jakarta Pusat.
Dikutip dari reactips.hol.es, kehadiran Prabowo Subianto dalam prosesi pemakaman memang beralasan. Sebab, lewat Catatan Harian Soe Hok Gie, keduanya memang bersahabat.
Baca: Pantauan Drone Mata-mata Persija Sebelum Haringga Tewas Dikeroyok Sejak Pukul 10.00 GBLA Sudah Kacau
Keduanya disebut sebagai penggerak organisasi dan pergerakan menentang kediktatoran pemerintahan kala itu, yakni pemerintahan Presiden Soekarno.
Namun nasib berkata lain, persahabatan dan kesamaan gagasan keduanya dipisahkan kematian.
Baca: Semua Bobotoh Pengeroyok Haringga Sirla Mengelak Saat Polisi Meringkus dari Kerumunan Supporter
Soe Hok Gie tewas usai menghirup gas beracun di Puncak Gunung Semeru pada 16 Desember 1969, sedangkan Prabowo Subianto melanjutkan pendidikan ke Akademi Militer.
Walau begitu, kedekatan mereka tidak tergantikan, terekam dalam catatan harian Soe Hok Gie, mulai dari sepatu Prabowo Subianto yang dikenakan Soe Hok Gie saat ajal menjemput, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mereka dirikan.
Soe Hok Gie punya penilaian sendiri mengenai sosok Prabowo.
“Ia cepat menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas tapi naif. Kalau ia berdiam 2-3 tahun dalam dunia nyata, ia akan berubah,” tulis Soe Hoek Gie pada 25 Mei 1969 dalam 'Catatan Seorang Demonstran', yang dikutip reactips.hol.es .