Kiai Ma'ruf: Jokowi Membawa Zikir ke Istana, Setelah 70 Tahun Tidak Ada
Ma'ruf menghadiri doa bersama 1.500 kiai di Pondok Pesantren Al Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden nomor urut 01, Kiai Ma'ruf Amin menyanjung Presiden Joko Widodo, yang membuat kebiasaan baru di Istana Merdeka, Jakarta.
Ma'ruf menghadiri doa bersama 1.500 kiai di Pondok Pesantren Al Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat. Saat memberikan sambutan, ia sempat mengungkapkan alasan menerima ajakan Jokowi maju di Pilpres 2019.
Satu di antara yang membuatnya tertarik dengan kepribadian Jokowi, ucap Ma'ruf, yakni menjadi presiden pertama yang mengadakan zikir di Istana Negara.
"Zikir bisa masuk Istana. Selama 70 tahun tidak ada zikir di Istana, tapi setelah pak Jokowi presiden, majelis zikir membawa zikir ke Istana," ujar Ma'ruf di Ponpes Al Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (3/10/2018).
Menurut Ma'ruf, zikir di halaman depan Istana Merdeka merupakan hal baru yang diadakan setiap 1 Agustus.
Pada tahun ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri acara 'Dzikir dan Doa untuk Bangsa' di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta. Acara itu diselenggarakan bekerja sama antara pemerintah dan Majelis Dzikir Hubbul Wathon.
"Beliau mengatakan, zikir akan jadi tradisi setiap 1 Agustus di Istana. Alhamdulillah," ucap Ma'ruf.
Ma'ruf menepis anggapan bahwa Jokowi tidak dekat dengan ulama. Sebab, selain rutin menggelar zikir di Istana Merdeka, Jokowi juga yang menetapkan hari santri pada 22 Oktober.
Hari santri untuk memperingati peran kaum kiai dan kaum santri dalam perjuangannya melawan penajajah yang bertepatan dengan resolusi jihad dari Kiai Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober.
"Resolusi jihad yang membangkitkan 10 November tapi selama 70 tahun dilupakan orang. Baru 2015 kemarin oleh pak Jokowi ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional," kata Ma'ruf.
Ma'ruf pun meyakini, Jokowi merupakan orang yang cinta ulama. Menurut Ma'ruf, Jokowi bisa saja menggandeng tokoh dari kalangan profesional atau partai politik untuk maju di Pilpres 2019.
"Bisa saja beliau angkat wakilnya profesional bisa, politisi bisa. Kenapa saya? Karena syaa adalah kiai, dan saya adalah santri. Karena itu beliau mengangkat saya karena beliau mencintai Santri dan Kiai," ucap Ma'ruf.