Akademisi: Elektabilitas Prabowo-Sandi Bisa Tergerus karena Berita Bohong Ratna Sarumpaet
"Elektabilitas pasangan Prabowo akan tergerus," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Jumat (5/10/2018).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengajar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang Banten, Leo Agustino menilai elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan tergerus karena berita bohong atau hoaks atas penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Elektabilitas pasangan Prabowo akan tergerus," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Jumat (5/10/2018).
Baca: Preman Paksa Calon Penumpang Beli Tiket Bus Surabaya-Madiun Rp 395 Ribu Diciduk Polisi
Baca: Andi Narogong Dieksekusi ke Lapas Klas I Tangerang
Menurunnya elekabilitas pasangan nomor urut 02 ini menurut dia, disebabkan oleh dua hal.
Pertama, pasca-pengakuan Ratna Sarumpaet, dia melihat, akan ada perpecahan dalam internal pasangan Prabowo-Sandiaga.
Keretakan internal tersebut, lanjut dia, disebabkan oleh sikap saling curiga antar-pendukung.
Sehingga ujung perpecahan itu akan mengakibatkan kekacauan program kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Ini faktor pertama yang menyebabkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi menjadi menurun," jelasnya.
Kedua, lebih lanjut, semakin banyak orang yang tidak percaya pada informasi yang disampaikan oleh orang-orang dekat pasangan Prabowo-Sandiaga.
Dan ketidakpercayaan ini, dia menjelaskan, sedikit banyak akan mempengaruhi pilihan publik pada Pemilu 2019.
"Akibatnya, elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi pada Pemilu 2019 akan tergerus dan menurun," ucapnya.
Lebih lanjut lemahnya mekanisme check and re-check, tentu membuat sebagian besar pemilih menjadi sangsi atas kewibawaan tim Prabowo-Sandiaga dalam menerima informasi.
"Jika informasi bohong bisa diproduksi menjadi kebenaran, maka banyak orang yang akan berkeyakinan bahwa akan banyak berita-berita bohong yang bisa produksi oleh pasangan ini," ucapnya.
"Jika kebohongan terus-menerus menjadi landasan, maka publik aka menjauh dari pasangan Prabowo-Sandiaga dan berimbas negatif pada elektoral mereka pada Pemilu 2019," jelasnya. (*)