Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dukungan PAN Setengah Hati, Pengamat Lihat Indikasi Partai Pengusung Prabowo-Sandi Tak Solid

"Itu jelas memperlihatkan tidak solid kubu oposisi (Prabowo-Sandi) dalam pencapresan," kata Arlan

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Dukungan PAN Setengah Hati, Pengamat Lihat Indikasi Partai Pengusung Prabowo-Sandi Tak Solid
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Sandi, naik mobil golf berkeliling saat Deklarasi Kampanye Damai di Kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018). KPU menggelar Deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2019 dengan tema "Kampanye Anti Politisasi SARA, Hoax, dan Politik Uang" yang dihadiri oleh kedua pasangan Capre-cawapres. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi sikap sejumlah calon legislatif (caleg) Partai Amanat Nasional (PAN) di daerah yang tidak mendukung pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Pengamat politik Universitas Jenderal Achmad Yani Arlan Sidhha menilai indikasi partai pengusung kubu Prabowo-Sandi tidak solid.

"Itu jelas memperlihatkan tidak solid kubu oposisi (Prabowo-Sandi) dalam pencapresan," kata Arlan dalam keterangannya, Senin (22/10/2018).

Baca: Sisa 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Moeldoko: Pemerintah Fokus Bangun SDM

Arlan mengatakan, kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin bisa saja memanfaatkan kerapuhan partai pengusung Prabowo-Sandi yang menurutnya sikap dari sejumlah caleg PAN tentu merugikan mereka 

“Jika ada Caleg enggan mengampanyekan pasangan capres ini, tentu sebuah blunder," katanya.

Boleh jadi, keengganan PAN mengampanyekan Prabowo, juga karena secara politik, mereka tak punya capres dari internal.

Baca: Rafathar Usil Kunci Sang ART di Kamar Mandi, Nagita Slavina Geram dan Semprot Raffi Ahmad

Apalagi, pasangan capres dan cawapres ini keduanya dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Karyono Wibowo, pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), keengganan caleg PAN berkampanye untuk pasangan Prabowo-Sandi adalah efek dari sistem pemilu 2019.

Berita Rekomendasi

Sistem ini mengagendakan pemilihan presiden, DPR, DPD, secara serentak. Kondisi ini membuat partai politik berpegang pada agenda masing-masing.

"Ini salah satu persoalan dalam pemilu serentak," kata dia.

Ketika disinggung perihal PAN yang terkesan labil dalam mendukung pasangan Capres Prabowo, Karyono menganggap itu merupakan dinamika politik elektoral.   

Baca: Dua Bomber Bergabung, 5 Pemain Persib Bandung Ini Justru Dipulangkan Jelang Laga Kontra PSM Makassar

Adapun Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi, dalam sebuah diskusi, menganggap wajar jika PAN mementingkan pemilihan legislatif ketimbang mengampanyekan Prabowo-Sandi.

"Buat Parpol, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki capres dan cawapres, marwah Parpol dan kemenangan itu ada di Pileg. Karena bagaimanapun hidup dan mati caleg mereka ditentukan lolos ke DPR atau tidak," katanya.

Baca: Timses Jokowi Merasa Diuntungkan dengan Adanya Debat di Kampus

Apa yang terjadi di PAN, kata Burhanudin, satu hal yang sering ditemui di mana caleg berpikir tentang dirinya sendiri, terutama caleg di luar PDIP dan Gerindra.

Ia menganggap, fokus ke Pileg, merupakan pemikiran realistis yang dihadapi PAN. Kata dia, ketika seorang Sekjen PAN mengatakan ada sejumlah wilayah caleg PAN tidak akan memperjuangkan Prabowo, karena mereka memikirkan konstituennya, tidak ke pasangan capres tersebut merupakan kondisi real politik di daerah.  

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas