Buka-Bukaan Soal Tudingan PKI Karena Jokowi Anggap Fitnah Sudah Keterlaluan
"Ya, beliau merasa bahwa tuduhan-tuduhan dan fitnah-fitnah yang selama ini dikembangkan itu sudah keterlaluan," ujar Abdul Kadir Karding
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo kerap buka-bukaan untuk membantah tudingan dirinya adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf, Abdul Kadir Karding mengatakan Jokowi sudah geram dengan tudingan yang digelontorkan bahwa dirinya anggota PKI.
Baca: Jokowi Blusukan ke Pasar Anyar Tangerang, Temukan Harga Bahan Makanan Masih Stabil
"Ya, beliau merasa bahwa tuduhan-tuduhan dan fitnah-fitnah yang selama ini dikembangkan itu sudah keterlaluan," ujar Abdul Kadir Karding saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (5/11/2018).
Menurut Abdul Kadir Karding, ada keyakinan jika tuduhan-tuduhan soal PKI terus diulang-ulang secara masif maka bisa menjadi keyakinan di publik.
"Sehingga masyarakat yang mempercayai ada sekitar enam persen itu bisa berubah dan isu ini tidak terus berkembang karena isu ini juga tidak baik karena dia berupa isu palsu, berupa isu bohong dan fitnah," tutur Abdul kadir Karding.
Baca: TERPOPULER: Ahmad Dhani Terus Unggah Kebersamaan dengan Mulan, Maia: Saking Berbunga-bunganya
Sebelumnya, Jokowi buka-bukaan soal isu dirinya PKI ketika menghadiri sejumlah acara di Provinsi Banten pada Sabtu (3/11/2018) hingga Minggu (4/11/2018). Jokowi mengatakan, berdasarkan hasil survei yang diterimanya, sekitar 6 persen responden percaya isu Jokowi adalah PKI.
"Kelihatannya memang cuma 6 persen. Tapi itu setara dengan 9 juta masyarakat Indonesia. Masih banyak, kan, berarti," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan selama ini sudah sabar menghadapi isu anggota PKI. Maka, hampir selama empat tahun itu pula, ia memilih diam dan tidak ambil pusing atas tudingan itu. Namun, menjelang Pemilihan Presiden 2019, isu itu bukannya mereda, tetapi kian menguat.
Baca: Ucapkan Terimakasih ke Pelanggan hingga Disindir 'Uang Rakyat', Kaesang Pangarep: Serius Amat Mbak
Menurut dia, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membuat klarifikasi dalam setiap kesempatan. Jokowi meminta klarifikasinya itu juga disebarluaskan kepada masyarakat umum. Ia mengatakan, ada tiga penjelasan yang dapat disampaikan kepada masyarakat.
Pertama, isu itu tidak sesuai logika. Sebab, melalui Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966, negara memutuskan menjadikan PKI sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
Sementara, Jokowi baru lahir tahun 1961. Artinya, saat PKI dibubarkan, Jokowi baru berusia sekitar 4 tahun.
"Masak ada PKI balita? Sampaikan begitu kepada masyarakat. Dari sisi logikanya saja enggak bisa masuk," ujar Jokowi.
Kedua, tudingan Jokowi PKI sering dibarengi dengan menampilkan gambar Ketua Umum PKI DN Aidit yang sedang berpidato.
Di samping podium, tampak sosok yang sangat mirip dengan sosok Jokowi. Setelah dicek, ternyata foto itu saat Aidit berpidato tahun 1955. Artinya, Jokowi belum lahir pada tahun itu.
"Siapa yang membuat gambar nakal seperti ini? Tapi kok saya lihat-lihat, mirip saya. Ternyata memang benar saya. Tapi tahun segitu saya belum lahir. Ya kok bisa-bisanya masih percaya gitu lho," ujar Jokowi.
Ketiga, kata Jokowi, isu PKI tidak hanya berembus bagi dirinya, melainkan juga menerpa kedua orangtuanya.
Baca: Tepis Isu Keluarga Keturunan Tiongkok, Jokowi: Ibu Saya Orang Desa Dari Boyolali
Jokowi menegaskan, saat ini merupakan era keterbukaan. Seseorang dapat dengan mudah mengecek sebuah isu apakah benar atau bohong.
"Datangi saja masjid di dekat rumah saya, dekat rumah orangtua saya. Tanya, apa benar? Gitu saja kok enggak bisa? Di Solo itu NU ada, Muhammadiyah ada, Persis ada, LDII ada, FPI ada, semuanya ada. Tanyakan saja ke mereka, apa susahnya tho?" ujar Jokowi