Cara Jokowi Jawab Sindiran, Nyinyiran Dan Fitnah Dengan Fokus Kerja Jauh Lebih Efektif
Dia menegaskan, pengungkapan istilah seperti ini, tak menguntungkan kepada kedua belah pihak. Aroma negatifnya yang justru besar.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
Jokowi mengemukakan saat ini banyak politikus yang sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang menakutkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Coba lihat politik dengan propaganda menakutkan. Membuat takut dan kekhawatiran. Setelah itu membuat sebuah ketidakpastian. Kemudian menjadi keragu raguan di masyarakat," ucapnya usai peresmian tol.
Menurutnya, cara berpolitik semacam itu bukanlah berpolitik yang beretika. Masyarakat digiring ke arah ketakutan sehingga terkesan kondisi Indonesia mencekam.
Cara berpolitik seperti itu dikatakan dapat memecah persatuan bangsa. Sehingga, Jokowi menegaskan masyarakat harus bisa berpikir kritis dan pintar dalam menghadapi situasi.
"Cara berpolitik seperti ini jangan diteruskan lah. Stop," tegas mantan Wali Kota Solo itu.
Ia harapkan politik di Indonesia penuh dengan kegembiraan dan kesenangan, bukan ketakutan.
"Namanya juga pesta demokrasi, yang namanya pesta itu penuh dengan kegembiraan. Biarkan masyarakat dengan kematangan politiknya memberikan suara untuk memilih," ujarnya.
Jokowi mengatakan harus ada hijrah sikap saat tahun politik ini. Hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari kegaduhan ke persatuan dan kerukunan.
Ketika ditanya siapa politikus yang dimaksud, Jokowi hanya tersenyum dan mengatakan sambil lalu, "Ya dicari aja politikusnya," kata dia.(*)