Hidayat Nur Wahid: Genderuwo Itu Menakutkan, Banyak Janji Tapi Tidak Melaksanakan Itupun Menakutkan
Hidayat Nur Wahid angkat bicara mengenai pidato Jokowi yang menyebut banyak politikus menggunakan politik genderuwo.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid angkat bicara mengenai pidato Jokowi yang menyebut banyak politikus menggunakan politik genderuwo.
Hidayat sepakat bahwa dalam pemilu tidak boleh menggunakan politik yang menebar ketakutan.
Satu di antaranya dengan tidak banyak menebar janji kampanye.
Baca: Rocky Gerung Sebut Pernyataan Jokowi Soal Politik Genderuwo Konyol
"Ya ini memang bagian dari justru mengingatkan semuanya sebetulnya. Jangan ada yang berpolitik dengan cara genderuwo, genderuwo itu menakutkan terlalu banyak berjanji tapi tidak melaksanakan itu juga menakutkan loh kan nanti orang-orang engak percaya dengan yang berjanji," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (12/11/2018).
Selain itu, Hidayat mengatakan politik yang menakutkan adalah politik yang memecah belah.
Sebaiknya menurut Hidayat kampanye yang dilakukan Capres dan Cawapres tetap berdasarkan Pancasila dan Bhineka Tinggal Ika.
Baca: Fadli Zon: Diksi Budek, Sontoloyo, dan Genderuwo Satu Aliran
"Ini adalah sekaligus mengingatkan semuanya karena genderuwo itu satu hal yang menakutkan dan menakutkan bisa berlaku dengan cara apapun dan mari jangan berpolitik yang menakutkan," katanya.
Sebelumnya Jokowi kembali menggunakan istilah nyeleneh dalam pidatonya ketika menyinggung kondisi politik saat ini.
Baca: Datangi Ulang Tahun PSI, Ini Ekspresi Jokowi Saat Grace Natalie Bahas Genderuwo hingga Boyolali
Setelah menyebut Politikus Sontoloyo yang kemudian menuai kontroversi, Jokowi kini menyebut politik Genderuwo.
"Kita lihat dengan propaganda menakutkan, membuat kekhawatiran, dan membuat ketidakpastian. Masyarakat lalu digiring dan dibuat ragu ragu. Cara cara politik seperti ini tidak beretika, dan itu namanya politik genderuwo, menakut nakuti," kata Jokowi di Tegal, Jawa Tengah, Jumat, (9/11/2018).