Politikus PDIP: Istilah Politisi Sontoloyo dan Genderuwo Masuk Kategori Kampanye Negatif
Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko mengakui istilah politisi sontoloyo dan genderuwo yang diungkapkan Joko Widodo masuk dalam kampanye negatif.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengakui istilah politisi sontoloyo dan genderuwo yang diungkapkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo termasuk dalam kampanye negatif.
Dia mengatakan kampanye negatif diperbolehkan asal berdasarkan fakta.
Baca: Jansen Sitindaon: Pileg First, Demokrat First
"Iya, itu kampanye negatif dan kampanye negatif boleh. Kampanye negatif adalah sebuah kampanye menunjukkan kejelekkan lawan sejauh dan selama pakai fakta dan itu sah dalam politik," ujar Budiman Sudjatmiko di Hotel Le Meridien kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).
Anggota Komisi II DPR RI tersebut mengatakan yang dilarang adalah kampanye hitam atau black campaign.
"Black campaign adalah kampanye yang menjelekkan lawan dengan berdasarkan fitnah, itu enggak boleh dan kami enggak mau kami tidak mau menjelekkan lawan dengam menggunakan fitnah," katanya.
Baca: Presiden Jokowi Dukung Penuh Perdamaian di Semenanjung Korea
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyebut, istilah politikus sontoloyo dan genderuwo yang diungkapkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo masusk dalam kampanye negatif.
Hal itu, kata Jusuf kalla karena mengungkapkan kesalahan lawan politik.
Baca: Moeldoko: Jokowi Menendang Sendal di Jalan Saja Bisa Dianggap Salah
"itu yang saling itu kampanye negatif namanya. You salah, kita ungkap kesalahan, karena itu jangan berbuat salah. salah bicara, salah tindak salah apa macam macam," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018).