Peneliti IPI: Soal Soeharto Guru Korupsi, Ahmad Basarah Hanya Menahan Serangan Prabowo
Makna kanker stadium empat itu jika diibarat penyakit, menurut Karyono, sangat kecil kemungkinan bisa disembuhkan.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Ekskutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menjelaskan pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi merupakan respons atas ucapan Prabowo Subianto yang menyebut korupsi di Indonesia sudah seperti kanker stadium empat.
"Pernyataan korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat terlalu hiperbolis, bombastis tidak disertai fakta yang akurat dan terukur," ujarnya melalui keterangan yang diterima, Senin (3/11/2018).
Makna kanker stadium empat itu jika diibarat penyakit, menurut Karyono, sangat kecil kemungkinan bisa disembuhkan.
"Berarti sama saja Prabowo ingin mengatakan korupsi di Indonesia sangat parah, nyaris tidak tidak bisa diberantas," lanjutnya.
Tujuan dari pernyataan Prabowo sendiri menurut Karyono mudah ditebak, yakni untuk mendelegitimasi pemerintahan Jokowi sekaligus membangun gambaran negatif.
"Dan tentu sama saja tidak menghargai kerja keras KPK yang gigih memberantas korupsi," katanya.
Baca: Fadli Sebut Massa Reuni 212 Kalahkan Perang Dunia Kedua
Di sisi lain, Karyono melanjutkan, Ahmad Basarah sebagai juru bicara Tim Koalisi Nasional pasangan Jokowi–Kiai Ma’ruf Amin sudah semestinya menanggapi pernyataan Prabowo dengan cara membangun argumen yang membalikkan logika Prabowo dengan menyebut bahwa guru korupsi Indonesia itu adalah Soeharto mertuanya Prabowo.
"Dalam perspektif psikologi politik, antara pernyataan Prabowo dan Basarah sama-sama mengekspresikan perasaan dan pikiran yang didorong oleh naluri sebagai politikus," ujarnya.
Dalam konteks ini, dikatakan Karyono, posisi Prabowo bisa dikatakan sebagai pihak pertama yang melempar isu, sedangkan Basarah berada pada posisi menahan serangan isu, lalu mencoba membalikkan serangan.
"Akibat umpan balik akhirnya menimbulkan efek serangan dari berbagai penjuru; mulai dari pihak keluarga Soeharto, elite partai pendukung Prabowo-Sandiaga," pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo menyebut korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.
Hal itu disampaikan calon presiden nomor urut 02 itu saat berbicara pada acara "The World in 2019 Gala Dinner" yang diselenggarakan majalah The Economist di Hotel Grand Hyatt Singapura beberapa hari lalu.
Menurut Prabowo, Indonesia sudah masuk darurat korupsi. Pasalnya, dari pejabat negara, kalangan anggota Dewan, menteri hingga, hakim tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," ujar Prabowo seperti dikutip dari siaran persnya, Rabu (28/11/2018).
Akibat maraknya korupsi, Prabowo mengatakan, angka kemiskinan rakyat Indonesia meningkat, sementara para elitenya justru hidup berkecukupan.