Cawapres Sandiaga Uno Membantah Keras Rekayasa Kejadian di Pasar Kota Pinang
Sandiaga Salahuddin Unomembantah keras kejadian penolakan dirinya di Pasar Kota Pinang, Labuhanbatu, Sumatera Utara sebagai rekayasa
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden (Cawapres) H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A (48) membantah keras kejadian penolakan dirinya di Pasar Kota Pinang, Labuhanbatu, Sumatera Utara pada Selasa (11/12/2018) sebagai rekayasa.
"Tidak benar sama sekali, ngawur itu. kejadian di sana apa adanya, tidak ada rekayasa sama sekali," papar Sandiaga khusus kepada Tribunnews.com malam ini (13/12/2018).
Sandiaga Uno membantah keras rekayasa. Apalagi yang dikatakan anggota tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin bahwa hal itu sandiwara saat blusukan ke pasar di Kota Pinang adalah sebuah rekayasa.
"Itu apa adanya seperti yang kita lihat pada video yang beredar. Saya tak pernah meminta siapa pun untuk merekayasa apa pun. Jadi kejadian itu spontan apa adanya ketika saya datang ke sana," tekannya lagi berulang kali kepada Tribunnews.com yang ingin mengkonfirmasi hal tersebut.
Sandi (nama panggilan akrabnya) memang berusaha untuk mendengarkan langsung semua keluhan yang ada di masyarakat Sumatera Utara tanpa rencana atau rekayasa apa pun.
Pada perjalanan pulangnya, Sandi menemukan tulisan yang meminta Sandiaga untuk pulang.
Tulisan tersebut dipasang di tenda penjual di kertas berwarna putih.
"Pak Sandiaga Uno Sejak Kecil Kami Sudah Bersahabat Jangan Pisahkan Kami Gara-gara Pilpres Pulanglah," isi tulisan tersebut.
Sandi kemudian memanggil pria yang menulis tulisan itu dan bertanya kepadanya.
Pria yang bernama Drijon Sihotang mengatakan bahwa dirinya mendukung Jokowi.
Kemudian Sandi menerangkan dirinya tak masalah pria itu mendukung Jokowi.
Ia mengatakan dirinya ke sana untuk mendengar aspirasi masyarakat.
"Kami bersahabat. Kami tak akan memisahkan. Bapak memilih Pak Jokowi juga nggak papa. Saya datang ke sini untuk menerima aspirasi masyarakat apa yang perlu diperbaiki," terang Sandi.
Namun dia tak mempermasalahkan tulisan tersebut dan kembali melanjutkan blusukannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.