Polemik Kotak Suara Kardus, PDIP: Gerindra Mulai Siapkan Alasan-alasan Untuk Kalah
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut Partai Gerindra mulai cari-cari alasan kalah pada pemilihan presiden 2019.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, ASAHAN - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyebut Partai Gerindra mulai cari-cari alasan kalah pada pemilihan presiden 2019.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mempertanyakan sikap Partai Gerindra yang tidak setuju dengan kotak suara pemilihan umum terbuat dari kardus.
Hasto berujar, sejak Pemilu 2009 PDIP ingin Pemilu berlangsung secara berkualitas.
Baca: Respons Gerindra Sikapi Tudingan Sekjen PDIP Terkait Kotak Suara Kardus
"Kami agak heran Gerindra ini bicara Pemilu curang jadi rasanya mereka akan menyalahkan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin menang dan mereka mulai mempersiapkan alasan-alasan untuk kalah sejak dari sekarang," ujar Hasto di Asahan, Sumatera Utara, Minggu (16/12/2018).
Menurut dia, PDIP sempat menolak soal kotak suara yang terbuat dari kardus.
Namun, karena menekankan efisiensi tanpa mengurangi esensi, maka inovasi KPU tersebut didukung.
"Dulu kami juga menolak yang sama. Tapi akhirnya kami melihat hal-hal tersebut (aspek biaya)," jelas Hasto.
Baca: Respons Sekjen PDIP Sikapi Kotak Suara Kardus
Dia pun meminta, seharusnya mendukung setiap upaya menciptakan Pemilu yang adil, bukan hal-hal lain.
"Kita dukung setiap upaya meningkatkan pemilu yang adil, dengan mengedepankan seluruh penyelenggara bertanggung jawab pemilu dengan kualitas yang baik," katanya.
Hasto memastikan PDIP berkomitmen untuk membangun sistem demokrasi yang baik.
PDIP juga ingin KPU dan Bawaslu netral pada pesta demokrasi tahun depan.
"Alat negara netral jangan seperti dulu, jangan seperti 2009 yang lalu. Mari kita gunakan dengan baik," ucapnya.
Baca: Calon Pedagang Pluit Culinary Park Juga Datangi Ketua RW 14 Penjaringan
Hasto mengatakan, partai berlambang banteng moncong putih itu, lebih fokus untuk penguatan saksi dalam penghitungan suara di TPS.
"Yang penting saksi mengawasi di setiap TPS, itu bukti hukum. Sehingga dokumen C1 itu betul-betul dicermati bersama," ujar Hasto.
Sebelumnya, sejumlah politikus Partai Gerindra mempersoalkan kotak suara yang terbuat dari kardus.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.