Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pekik Jokowi Pole Menggema di Madura, Jokowi Ungkap Foto Mirip Dirinya saat Tokoh PKI Aidit Berorasi

Pekik Jokowi Pole Menggema di Madura, Jokowi Ungkap Foto Mirip Dirinya saat Tokoh PKI Aidit Berorasi.

Editor: Januar Adi Sagita
zoom-in Pekik Jokowi Pole Menggema di Madura, Jokowi Ungkap Foto Mirip Dirinya saat Tokoh PKI Aidit Berorasi
TribunMadura
Presiden Jokowi saat dikerubungi warga yang minta foto bareng, saat berada di Gedung Rato Ebu Bangkalan, Rabu (19/12/2018). Jokowi juga berbicara soal tudingan dirinya adalah PKI 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Pekikan dalam Bahasa Madura 'Jokowi Pole' (Jokpwi Lagi) terdengar berulang-ulang melalui pengeras suara ketika andong yang membawa Capres Nomor Urut 01 Jokowi dari Pendapa Agung mulai mendekati Gedung Rato Ebu Bangkalan, Madura, Rabu (19/12/2018).

Di gedung tersebut, ulama-ulama Madura berkumpul dalam Deklarasi Ulama Madura untuk Jokowi-Makruf Amin. Termasuk Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron.

Kesempatan tersebut dijadikan Jokowi buka suara atas isu-isu atau hoax yang ditujukan kepadanya. Mulai isu keturunak PKI, anti-ulama, hingga antek asing.

Satu persatu, Jokowi mulai mengklarifikasi atas isu bahwa dirinya merupakan keturunan PKI. Ia menjelaskan, PKI dibubarkan pada 1965-1966. Sedangkan dirinya lahir pada 1961.

"Saat itu saya masih usia 4 tahun, masuk TK saja belum. Kan tidak ada namanya PKI balita. Keluarga saya, bapak-ibu haji. Kakek-nenek saya muslim," jelasnya mengundang gelak tawa dan riuh tepuk tangan warga.

Selain itu, Jokowi juga menunjukkan sebuah gambar pemimpin senior PKI Dipa Nusantara (DN) Aidit tengah berorasi di hadapan massa.

Jokowi menyebut foto itu nampak aneh lantaran ada sosok mirip dirinya berdiri menghadap massa, tepat di depan podium DN Aidit.

Berita Rekomendasi

"Itu foto tahun 1955, saya kan belum lahir. Saya perhatikan gambar itu di handphone, kok wajah mirip saya," tuturnya.

Menurutnya, hal itu merupakan cara-cara berpolitik yang tak beretika, tak bertatakrama, dan tidak sopan.

"Masyarakat harus diajarkan cara-cara berdemokrasi dan berpolitik yang beradab, beretika, dan bertatakrama sebagai bentuk budaya bangsa Indonesia," paparnya.

Baca selengkapnya>>>>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas