Jokowi-Ma'ruf Diingatkan Jangan Terninabobokan Hasil Survei
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan waktu pemungutan suara Pemilu 2019 dilakukan 17 April 2019.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan waktu pemungutan suara Pemilu 2019 dilakukan 17 April 2019.
Mengacu hasil survei, pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dibandingkan pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, menilai posisi Jokowi-Ma'ruf masih belum aman untuk memenangkan Pilpres 2019.
Baca: Ditjen PAS Tegaskan Robert Tantular Dipidana Kasus Perbankan dan Pencucian Uang Bukan Korupsi
"Jokowi-Maruf unggul di sejumlah lembaga survei. Selisih 20 persen. Tetapi jangan terninabobokan," kata Karyono, dalam sesi diskusi di kawasan Menteng, Jumat (21/12/2018).
Meskipun elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tinggi, menurutnya masih belum aman karena jumlah swing voters dan undiceded voters berada di kisaran 40 persen.
Baca: Fokus Genjot Serapan Anggaran, Anies Baswedan Tunda Pengumuman Hasil Lelang Jabatan
Menurut dia, tren pemilih pragmatis dari pemilu ke pemilu semakin meningkat.
Dia menjelaskan, swing voters dalam menentukan pilihan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya opini publik.
"Ini harus diwaspadai, karena ada swing voters sekitar 40 persen ditambah undiceded voter. Swing voters menentukan pilihan dipengaruhi beberapa faktor salah satunya opini publik, money politic secara terstruktur, sistematis, dan masif," kata dia.
Sehingga, dia mencurigai, ada langkah pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang berupaya memproduksi informasi, lalu menyebarluaskan secara terus menerus melalui berbagai kanal media.
Baca: Cerita AHY Saat Dilantik Sebagai Perwira TNI oleh Gus Dur di Istana
"Mereka memimpikan kemenangan Donald Trump di Amerika Serikat, dimana hampir semua polling menempatkan Hilary (Clinton,-red) pemenang, Donald di bawah, tetapi hasil akhir berbalik. Donald memenangkan," tambahnya.
Sebelumnya, sejumlah lembaga survei menggambarkan tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga.
Baca: Hadiri Haul Gus Dur, Ganjar Pranowo: Semangat Beliau Begitu Terasa
Terakhir, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memaparkan elektabilitas Jokowi - Ma’ruf masih di kisaran 54,2 persen, sedangkan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno hanya memiliki tingkat keterpilihan 30,6 persen.
Survei LSI justru memperlihatkan elektabilitas Jokowi - Ma’ruf naik setelah Reuni 212. Sebab, elektabilitas Jokowi - Ma’ruf pada survei November lalu masih di angka 53,2 persen.
Sebaliknya, elektabilitas Prabowo - Sandi yang saat ini di angka 30,6 persen justru turun dibandingkan survei sebelumnya. Survei LSI November lalu menunjukkan elektabilitas duet bernomor 02 itu di angka 31,2 persen.