Mantan Komisioner Sebut KPU Lamban Respon, Hasilkan Tingkat Kepercayaan di Publik Menurun
Ia menerangkan, isu-isu tersebut meliputi, pro kontra orang dengan ganggun jiwa boleh memilih, dugaan tak netralnya KPU terkait penomoran Capres
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sigit Pamungkas, menilai kepemimpinan KPU di bawah Arief Budiman, kurang cepat merespon isu-isu negatif yang mendera penyelenggara pemilu itu.
Ia menerangkan, isu-isu tersebut meliputi, pro kontra orang dengan ganggun jiwa boleh memilih, dugaan tak netralnya KPU terkait penomoran Capres-Cawapres, kotak suara yang berbahan karton kedap air, hingga isu adanya surat suara tujuh kontainer yang telah dicoblos.
"Memang KPU cukup bagus dalam menghandle dalam isu tersebut. Tapi KPU telat untuk merespon banyak kasus," ujar di diskusi di kawasan Sarinah, MH.Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).
Sehingga, kata Sigit, tingkat kepercayaan publik menurun, berdasarkan sejumlah survei, di mana disebutkan, kepercayaan pada KPU dan Bawaslu di bawah 70 persen, yang sebelumnya berada di atas angka 80 persen.
Baca: Karir Letjen Doni Monardo Dianggap Lebih Gemilang di TNI
"Pemilu bukan segala, tapi penentukan. Oleh karena itu, penyelenggara pemilu jadi penting dalam konstelasi pemilu menjadi sehat, menjawab problem masyarakat dan kebangsaan. KPU harus berinovasi, menunjukan terobosan-terobosan," ujar Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) itu.