Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Komentari Tindakan BPN Prabowo-Sandiaga yang Merevisi Visi Misi Mereka
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak konsisten dan peragu.
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak konsisten dan peragu.
Hal itu setelah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga yang merevisi visi misi yang sudah disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Perubahan visi misi di tengah jalan ini menunjukkan kepemimpinan yang selalu berubah-ubah, mengikuti arus, tidak kokoh dalam prinsip, ragu-ragu dan ini yang tidak kami inginkan," ujar Hasto saat dijumpai di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
"Dalam bahasa rakyat sederhananya saja, itu kan tidak konsisten, berubah-ubah, itu bahasa rakyatnya," lanjut dia.
Hasto menyayangkan mengapa Prabowo-Sandiaga mengubah visi misinya.
Sebab, KPU telah menetapkan waktu kapan pasangan capres cawapres menyerahkan visi dan misi.
Harusnya ketentuan itu menjadi komitmen bersama.
"Sehingga ketika itu sudah dikumpulkan dan menjadi komitmen bersama, terlebih kampanye juga sudah dimulai, tentu saja kurang pas jadinya," lanjut Hasto.
Hasto melanjutkan, dengan diubahnya visi misi Prabowo-Sandiaga, masyarakat sudah dapat menilai siapa capres cawapres yang tidak konsisten.
"Pada akhirnya masyarakat yang menilai. Baru kampanye beberapa bulan saja sudah berkali- kali terjadi ketidakonsistenan. Oleh sebab itu mari kita hijrah bersama. Inilah pemilu untuk menampilkan gagasan terbaik yang menyentuh harapan rakyat sendiri," ujar dia.
Diberitakan, BPN merevisi dokumen visi misi pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jelang penyelenggaran debat perdana Pilpres pada 17 Januari 2019.
Pada 7 Januari 2019 lalu, BPN merilis dokumen visi misi yang berjudul "Indonesia Menang".
Saat dikonfirmasi, Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, tidak banyak berubah dalam dokumen visi misi "Indonesia Menang" jika dibandingkan dengan dokumen visi misi yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dokumen awal visi misi yang telah diserahkan ke KPU berjudul "Empat Pilar Menyejahterakan Indonesia."
"Tidak banyak yang berubah. Intinya Pak Prabowo dan Bang Sandi ingin ada perbaikan," ujar Dahnil kepada Kompas.com, Jumat (11/1/2019).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Perubahan Visi Misi di Tengah Jalan Menunjukkan Kepemimpinan yang Berubah-ubah dan Ragu-ragu""