Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TKN: Jangan Korbankan Demokrasi Hanya Karena Takut Kalah Lalu Bilang Pemilu Curang

Untuk itu menurut dia, jangan terlalu dini bicara kecurangan. Karena semua mata sekarang mengawasi dan memantau semua proses dan tahapan Pemilu.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in TKN: Jangan Korbankan Demokrasi Hanya Karena Takut Kalah Lalu Bilang Pemilu Curang
Tribunnews.com
Ketua DPP Partai Golkar bidang Media dan Penggalangan Opini Ace Hasan Syadzily kecam keras adanya indikasi perdagangan perempuan ke China. Pernyataan ini diutarakan Ace, di ruangannya di lantai 12, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily menanggapi pernyataan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait Prabowo akan mundur jika terjadi kecurangan dalam pemilu.

Ketua DPP Golkar ini meminta kubu Prabowo-Sandi untuk tidak mengorbankan demokrasi Indonesia yang sudah maju hanya karena takut kalah lalu mengatakan pemilu ini curang.

"Jangan korbankan demokrasi kita hanya karena takut kalah lalu mengatakan pemilu ini curang," ujar Ace Hasan Syadzily kepada Tribunnews.com, Senin (14/1/2019).

Apalagi imbuh dia, pertarungan yang sesungguhnya akan dilakukan pada tanggal 17 April 2019.

"Masih ada waktu 3 bulan bagi kita untuk menyelenggarakan pemilu ini dengan sebaik-baiknya,"Ace Hasan Syadzily.

Untuk itu menurut dia, jangan terlalu dini bicara kecurangan. Karena semua mata sekarang mengawasi dan memantau semua proses dan tahapan Pemilu.

"Tidak perlu menuduh terlebih dahulu soal kecurangan, lha Pemilunya saja belum dimulai," ucap anggota DPR RI ini.

Berita Rekomendasi

Dia mengajak, "mari kita jaga dan selenggarakan pemilu ini dengan prinsip-prinsip langsung, umum, adil, bebas dan rahasia."

"Kita harus percaya kepada penyelenggara pemilu dapat berlangsung dengan baik," ucapnya.

Selain itu dia mengingatkan pula komitmen dan ketaatan kubu Prabowo-Sandi terhadap UU Nomor 42 tahun 2008 tentang pemilihan umum Presiden dan Wapres.

Dalam UU itu, dia tegaskan ada sanksi pidana hingga 60 bulan dan denda hingga Rp 50 miliar pada capres cawapres dan pimpinan partai politik jika mengundurkan diri.

"BPN Prabowo-Sandi harus taat dengan UU Pemilu. Ada konsenkuensi dan sanksi kalau mau mengundurkan diri sebagai Capres," tegas Ace Hasan Syadzily.

Baca: Sebut Menjadi Korban Fitnah, Penasihat Hukum Mery Purba Siap Buktikan di Persidangan

Ketua BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, menyampaikan, Prabowo Subianto akan mengundurkan diri jika terdapat potensi kecurangan dalam Pilpres 2019.

Hal itu disampaikan Djoko Santoso dalam pidatonya saat menghadiri acara #Bising (Bincang Asik dan Penting) oleh Gerakan Milenial Indonesia (GMI) di Kota Malang, Minggu (13/1/2019).

Awalnya, Djoko Santoso menceritakan perjalanannya dari Jawa Barat hingga ke Jawa Timur. Kemudian, dia menyampaikan bahwa dia harus segera balik ke Jakarta karena Prabowo Subianto, calon presiden yang didukungnya, akan menyampaikan pidato kebangsaan pada Senin (14/1/2019).

Djoko mengatakan, dalam pidatonya nanti Prabowo akan menyampaikan mundur dari kontestasi pilpres jika potensi kecurangan terus terjadi.

"Prabowo Subianto akan menyampaikan pidato kebangsaan. Memang supaya tidak terkejut barangkali, kalau tetap nanti disampaikan Prabowo Subianto, pernyataan terakhir Prabowo Subianto adalah kalau memang potensi kecurangan itu tidak bisa dihindarkan, maka Prabowo Subianto akan mengundurkan diri," kata Djoko.

Purnawirawan TNI itu menyampaikan, salah satu potensi kecurangan dalam Pemilu 2019 adalah diperbolehkannya penyandang disabilitas mental atau tunagrahita untuk menggunakan hak pilihnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas