Prabowo Subianto: Kita Jadi Negara yang Berutang untuk Membayar Gaji PNS-nya
Prabowo menyatakan, banyak negara lain yang juga menarik pinjaman (berutang), tapi lebih banyak digunakan untuk sektor produktif
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden Prabowo Subianto memaparkan secara gamblang visi misinya bersama calon wakil presiden Sandiaga Uno di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (14/1/2019) malam.
Prabowo mengatakan, saat ada begitu banyak utang pemerintah yang digunakan secara tidak produktif, sehingga akhirnya hanya sebagai sumber untuk membayar utang yang beranak pinak.
Prabowo menyatakan, banyak negara lain yang juga menarik pinjaman (berutang), tapi lebih banyak digunakan untuk sektor produktif sehingga hasilnya bermanfaat bagi bangsanya. Namun tidak demikian yang dilakukan Pemerintah saat ini.
Baca: Thailand Tembakkan Meriam Air untuk Atasi Polusi Udara Kota Bangkok
Prabowo mencontohkan, negara–negara lain seperti Tiongkok dan Vietnam yang berutang. Pada sepuluh tahun berikutnya telah menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. Sementara Indonesia saat ini justru semakin terpuruk.
Pengelolaan terhadap sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang selama ini menjadi flag carrier Indonesia di pentas internasional seperti maskapai penerbangan Garuda Indonesia, PT PLN (Persero) dan PT Krakatau Steel dalam kondisi keuangan yang tidak bagus.
Baca: Menteri Agama dan Bupati Gantian Dilaporkan ke Bawaslu Karena Acungkan Satu Jari
Padahal, Krakatau Steel, sebelumnya adalah salah satu BUMN terbaik yang dimiliki negeri ini, yang dibangun oleh Presiden Sukarno dan pembangunannya diselesaikan oleh Presiden Soeharto. Namun saat ini, BUMN ini berutang dan kondisinya memprihatinkan.
“Kita menjadi negara yang berutang untuk bayar gaji pegawai negerinya,” kata Prabowo.
Di pemaparan visi-misinya, Prabowo juga menyinggung menyebut kondisi rakyat yang kualitas hidupnya menurun. Dia menyebutkan, 1 dari 3 anak di bawah usia 5 tahun gagal tumbuh karena kurang gizi. Layanan kesehatan yang diberikan BPJS Kesehatan kini memprihatinkan karena menunggak utang pada banyak rumah sakit.
Kondisi ini membuat kualitas layanan rumah sakit kepada pasien semakin buruk.