Debat Soal HAM, Boni Hargens: Suara Swing Voter Akan Beralih Ke Jokowi
Boni menyebut, Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga akan menghadapi tantangan menjawab soal kasus penegakan Hukum dan HAM.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai debat Capres-Cawapres akan menjadi ajang merebut suara bagi pemilih milenial atau swing voter.
Boni menyebut, Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga akan menghadapi tantangan menjawab soal kasus penegakan Hukum dan HAM.
Boni menyebut, suara milenial akan cenderung memilih Jokowi atau meninggalkan Prabowo.
Hal itu lantaran, Prabowo memiliki beban sejarah masa lalu terkait pelanggaran HAM.
"Untuk pemilih rasional pemilih milenial atau sewing voter mereka akan melihat pak Prabowo track record rekam jejak yang ada, tentu mereka akan berpikir dua kali untuk membuat pilihan mendukung atau tidak dan saya lebih melihat ada kecendrungan nanti pemilih rasional akan meninggalkan prabowo," kata Boni saat diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2019).
Lebih lanjut, Boni menuding Prabowo juga mendapat dukungan dari organisasi masyarakat (Ormas) garis keras yang bisa menggerus dukungan dari kelompok milenial.
"Apalagi saat ini beliau didukung oleh ormas garis keras yang kita yakini kalau terpilih akan bisa mengambil alih peran polisi, dimana FPI dimana HTI nanti kalo Prabowo menang tentu mereka akan masuk pada ruang kekuasaan," jelas Boni.
Baca: WNI Dibebaskan Dari Kelompok Filipina Selatan, Kemlu Sebut Tak Ada Tebusan yang Dikeluarkan
Boni juga mempertanyakan, ketika hal tersebut terjadi apakah polisi mampu untuk menertibkan ormas yang dinilai telah melanggar aturan.
Seperti melakukan persekusi kepada suatu kelompok.
"Maka tantangan pak Prabowo ketika nanti adalah meyakinkan kita bahwa kebebasan sipil dan hak politik itu akan terjamin ini tidak mudah," tutup Boni.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.