Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo Sebut Sragen Krisis Air Bersih, Bupati: Mungkin yang Dimaksud Daerah Berkapur Tak Ada Airnya

Berdasarkan data BPBD Sragen, lanjut Yuni, terdapat tujuh kecamatan, 36 desa dan 146 dukuh yang terdampak kekeringan tahun 2018.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Prabowo Sebut Sragen Krisis Air Bersih, Bupati: Mungkin yang Dimaksud Daerah Berkapur Tak Ada Airnya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Presiden Prabowo Subianto (kiri) didampingi Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kanan) dan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) pada acara Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto dengan tema 'Indonesia Menang' di Plenary Hall JCC, Jakarta, Senin (14/1/2019). Orasi kebangsaan ini untuk menyampaikan visi misi Calon Presiden Prabowo Subianto. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati angkat bicara terkait pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam pidato kebangsaan di Jakarta pada Senin (14/1/2019) malam.

Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung soal krisis air bersih di Sragen, Jawa Tengah.

Masyarakat yang tinggal di wilayah seluas 941,6 kilometer persegi itu banyak yang kesulitan air bersih. Yuni mengatakan, karakteristik wilayah Sragen yang sebelah utara Sungai Bengawan Solo itu adalah deretan pegunungan kendeng.

Jenis tanahnya adalah kapur. Sehingga, di wilayah tersebut tidak ada air.

Berdasarkan data BPBD Sragen, lanjut Yuni, terdapat tujuh kecamatan, 36 desa dan 146 dukuh yang terdampak kekeringan tahun 2018.

"Kami di Pemerintah Kabupaten Sragen bukannya tidak melakukan apa-apa, tapi kami melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kekeringan," kata Yuni di Sragen, Jawa Tengah, Selasa (15/1/2019).

Baca: Kata Tim Jokowi, Ide Prabowo Bentuk Lembaga Tabungan Haji Nasional Menjiplak Malaysia

Upaya untuk mengatasi kekeringan itu, lanjut Yuni, pihaknya mengajukan izin kepada pengelola Waduk Kedung Ombo agar PDAM Sragen mengambil air baku di sana. Air tersebut guna melayani warga di wilayah utara Sragen.

BERITA TERKAIT

"Permintaan itu disetujui sebesar 150 liter per detik. Kemudian program hibah insentif desa, dan penambahan wilayah pelayanan baru PDAM di wilayah utara, yaitu sistem pengolahan air minum ibu kota kecamatan di kecamatan," jelas dia.

Baca: 9 Jam Diperiksa, Isi 'Chatting' Vanessa Angel Disebut Polisi Tak Sesuai Etika: Banyak Sekali

Yuni juga mengatakan, Pemprov Jateng telah membangun embung baru di Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang dengan dana Rp 1,2 miliar tahun 2017.

Kemudian, pembuatan sumur dalam melalui Dinas ESDM Provinsi di Desa Mojopuro, Sumberlawang.

"Dari pemerintah pusat kami mendapatkan Pamsimas reguler. Seluruh daerah di Sragen sudah ada Pamsimasnya di wilayah utara Bengawan Solo," tambahnya. Di tahun 2018, Pemkab Sragen telah membangun embung di Desa Sigit untuk melayani kebutuhan air bagi masyarakat.

"Intinya, pemerintah bukan tidak melakukan apa-apa dan memang daerah yang disebut Pak Prabowo daerah yang jenisnya tanahnya berkapur.

Di Sragen daerah yang seperti itu (berkapur) terletak di sebelah utara Bengawan. Dan hampir pasti setiap tahunnya memang mengalami kekeringan.

Sehingga kami melakukan ini semua harapan kami berdampak baik di 2019 ini," ujar Yuni. Menurutnya, kasus kekeringan tersebut tidak hanya terjadi di Sragen saja. Tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas