Alasan Ketua Komnas HAM Tidak Menghadiri Debat Capres-Cawapres Pilpres 2019
Ketua Komnas HAM RI, Ahmad Taufan Damanik, mengungkapkan alasan dirinya tidak hadir dalam debat Capres-Cawapres Pilpres 2019.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI, Ahmad Taufan Damanik, mengungkapkan alasan dirinya tidak hadir dalam debat Capres-Cawapres 2019.
Diketahui, Ketua Komnas HAM nebjadi satu di antara panelis yang ditunjuk dalam debat perdana Pilpres 2019.
Ia mengatakan ketidakhadirannya adalah bentuk sikap tegas netralitasnya dalam Pilpres 2019.
Baca: Yusril: Administrasi Pembebasan Abu Bakar Baasyir Akan Diselesaikan Awal Pekan Depan
Hal itu disampaikan Damanik, Jumat (18/1/2019) di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat saat konferensi pers terkait catatan Komnas HAM dalam debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Kemarin kami juga berdua, saya Komnas HAM dan KPK mengambil sikap tidak hadir dalam untuk menegaskan bahwa kami netral," kata Damanik.
Ia juga menegaskan bertanggung jawab terhadap seluruh pertanyaan yang muncul dalam debat terkait dengan hak asasi manusia.
Baca: Jawaban Jokowi saat Ditanya soal Maruf Amin yang Disebut Lebih Banyak Diam dalam Debat Pilpres 2019
"Itu dalam rangka mengajak kedua pasangan calon itu menyampaikan. Katakanlah peta jalan, kita ubah kata-kata dari road map, artinya soal langkah-langkah strategis mereka di dalam menegakkan, menghargai, memenuhi hak asasi manusia," kata Damanik.
Ia juga mengatakan, dirinya tidak punya pretensi politik meski kadang keputusan atau sikap komisioner Komnas HAM diperdebatkan para politisi.
Baca: Gara-gara Lapor Kehilangan Barang di KRL, Wanita Pemilik Narkoba Diringkus
"Silakan publik memilih sendiri apa yang menjadi keyakinan. kita menghargai proses demokrasi itu. Concern kami hanya kepada bagaimana supaya hak asasi manusia jadi isu. Negara yang modern yang maju dengan peradaban yang tinggi, isu hak asasi manusia harus menjadi isu yang penting," kata Damanik.