Jokowi Dinilai Menguasai Persoalan Pada Debat Pertama Pilpres 2019
Calon presiden (petahana) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dinilai menguasai persoalan pada debat pertama pemilihan presiden 2019.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (petahana) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dinilai menguasai persoalan pada debat pertama pemilihan presiden 2019.
Pengamat politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro, mengatakan Jokowi cukup meyakinkan dan menguasi persoalan dalam debat yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.
Menurut Bawono, pada pemaparan visi misi di awal debat, ada hal menarik yang disampaikan Jokowi.
“Ia mengangkat soal akses ekonomi dan permodalan. Ini sekilas terdengar biasa, tetapi justru itulah esensi hak asasi manusia. Sedangkan Prabowo di awal debat sudah langsung beretorika dan nada bicara agak tinggi,” ujar Bawono saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (18/1/2019).
Baca: Yusril Ungkap Abu Bakar Baasyir Sempat Tidak Percaya Mendapat Putusan Bebas
Bawono berpandangan, hampir di semua segmen Jokowi mampu menjelaskan secara lugas pertanyaan yang diajukan panelis maupun pertanyaan dari pasangan lawan.
Bawono mencontohkan, saat Prabowo menyinggung soal mahalnya ongkos politik.
Sementara Jokowi cukup cerdik mengambil contoh saat maju pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
Sebab, saat itu, Jokowi didukung oleh Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto.
“Dia maju di Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 tanpa mengeluarkan uang politik sedikit pun. Hanya bermodalkan rekam jejak sebagai Wali Kota Solo sukses dua periode. Bahkan ia tegaskan Prabowo menjadi saksi dari hal tersebut,” kata Bawono.
Baca: Istri Aris Idol Ungkap Sang Suami Berlutut dan Menangis karena Menyesali Perbuatannya
Sementara Prabowo yang menekankan kenaikan gaji aparat negara sebagai solusi mencegah korupsi di birokasi pemerintahan, menurut Bawono, seperti mengabaikan realitas bahwa gaji aparat negara saat ini sudah cukup baik.
Bahkan juga terdapat sistem tunjangan kinerja (reumenerasi).
Bawono juga memuji Jokowi saat saat melempar isu gender kepada Prabowo dengan menyinggung sedikitnya jumlah perempuan di kepengurusan DPP Partai Gerindra.
Jokowi membandingkan hal itu dengan keberadaan sembilan menteri perempuan di kabinet, serta membentuk panitia seleksi KPK beranggotakan semua perempuan.
Baca: Maskapai Terapkan Bagasi Berbayar, Perhatikan Berikut 5 Hal Ini Agar Biaya Bagasi Tidak Membengkak
“Jokowi ingin menujukkan bahwa dalam hal keberpihakan gender ia jauh lebih baik dan sudah membuktikan secara konkret,” ucapnya.
Hal paling menarik, menurut Bawono, saat di segmen kelima Prabowo terlihat gagap menjawab serangan Jokowi mengenai isu korupsi, dimana Partai Gerinda tercatat sebagai partai dengan caleg mantan narapidana korupsi.
Baca: Jawaban Jokowi soal Lanjutkan Penyelesaian Kasus HAM Masa Lalu Dinilai Munculkan Optimisme
Tidak cuma gagap Prabowo terlihat cukup terpancing secara emosional.
“Sentuhan Yusril kelihatan di argumen-argumen dan tembakan disampaikan Jokowi,” katanya.
Kendati demikian, dia menyisipkan catatan untuk pasangan 01 yakni belum aktif peran cawapres Ma’ruf Amin.
Bawono berharap ini menjadi evaluasi agar di debat-debat berikutnya bahwa jawaban-jawaban hanya dikuasai capres dan cawapres hanya jadi pelengkap.