Jokowi Ogah Komentar Sebelum Membaca Tabloid Indonesia Barokah yang Dipersoalkan Tim Prabowo-Sandi
Jokowi mengaku ingin mencari dan membaca tabloid tersebut terlebih dahulu sebelum memberikan pernyataan terkait tabloid Indonesia Barokah.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo yang juga capres petahana, belum bisa menanggapi munculnya tabloid 'Indonesia Barokah' pada masa kampanye Pilpres 2019 yang kini dipersoalkan tim pemenangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jokowi mengaku ingin mencari dan membaca tabloid tersebut terlebih dahulu sebelum memberikan pernyataan terkait tabloid tersebut.
"Ya eggak tahu. Saya belum pernah baca. Kalau baca baru nanti ngomong, belum baca," ujar Jokowi di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/1/2019).
Nantinya setelah membaca tabloid tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan memberikan tanggapannya.
"Saya belum pernah baca. Saya cari sebentar lagi. Kalau sudah cari, ketemu baru baca, baru akan komentar," imbuhnya.
Jokowi menuturkan dirinya tidak mengetahui apakah tulisan dalam tabloid tersebut berupa kampanye hitam, kampanye negatif atau justru fakta.
Hal itu baru akan diketahuinya setelah ia membaca isi tabloid tersebut.
Sebelumnya Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres-cawapres Prabowo-Sandi memprotes atas beredarnya tabloid Indonesia Barokah di sejumlah daerah.
Menurut mereka isi tabloid tersebut sebagai bentuk kampanye hitam.
Sebab, tabloid tersebut memuat pemberitaan yang tendensius terhadap Prabowo Subianto serta diketahui pihak yang bertanggung jawab.
BPN Prabowo-Sandi berencana melaporkan tabloid Indonesia Barokah ke Bareskrim Polri dengan terlebih dahulu mengadu ke Dewan Pers.
Baca: Sambil Tersenyum Bupati Mesuji Khamami Sembunyikan Tangannya yang Terborgol di Balik Tas Warna Merah
Dalam sepekan terakhir, tabloid Indonesia Barokah diedarkan di sejumlah masjid di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Indonesia Barokah memiliki lambang berupa gambar wilayah Indonesia ditambah masjid berwarna hijau.
Tabloid ini sudah terbit beberapa edisi. Di antaranya berita utama atau headline 'Reuni 212: Kepentingan atau Kepentingan Politik'.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.