Akbar Tandjung Sebut Jokowi Juga Seorang Golkar, Apa Tanggapan PDIP?
Dalam kesempatan itu, Akbar Tandjung menyebut walau Jokowi adalah kader PDI Perjuangan, namun dia juga seorang Golkar.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah alumni Kanisius menghadiri acara deklarasi Alumni Menteng 64 untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, di Gedung Djoeang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/2).
Para petinggi Golkar, yang kebanyakan alumni Kanisius, hadir dalam kesempatan tersebut.
Antara lain seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, hingga tokoh senior seperti Ginandjar Kartasasmita dan Akbar Tandjung.
Dalam kesempatan itu, Akbar Tandjung menyebut walau Jokowi adalah kader PDI Perjuangan, namun dia juga seorang Golkar.
Baca: Bamsoet Apresiasi Pameran Pendidikan di Purbalingga
Alasannya, slogan Jokowi yakni 'kerja, kerja, kerja' senafas dengan prinsip kekaryaan yang dimiliki Golkar.
"Sebenarnya Jokowi tak hanya dekat dengan PDI Perjuangan, tapi juga dekat dengan Golkar. Kami harap seluruh Indonesia ini mendukung, Insya Allah dengan kerja-kerja-kerja. Jokowi tidak hanya PDIP, Jokowi juga Golkar," ujar Akbar Tandjung, di lokasi, Minggu (3/2/2019).
Airlangga pun mengamini hal tersebut lantaran Jokowi telah membuat visi Indonesia 2045.
Menurut Airlangga, visi 2045 ini sebelumnya adalah produk internalisasi oleh Partai Golkar.
Di sisi lain, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sangat mengapresiasi ketika semua pihak merasakan Jokowi sebagai sosok yang dekat.
"Golkar bilang dekat dengan Pak Jokowi itu bagus. Yang penting bisa kalahkan Gerindra. Kita nanti akan turun bersama dengan Golkar dan PPP di Jawa Barat memenangkan Pak Jokowi," kata Hasto.
Selain itu, Hasto menyebut kemenangan Jokowi-JK di pemilu 2014 memberikan pelajaran yang bagus.
Saat itu, kepemimpinan Jokowi tak didukung oleh suara mayoritas di Parlemen. Sehingga tanpa dukungan mayoritas itu, akan diganggu oleh mereka-mereka yang selalu ingin menghambat presiden.
"Jadi parlemen ke depan, minimum 63 persen kekuatan Parlemen harus dikuasai pendukung Jokowi. Makanya kalau Golkar gabung sebelum pemilu, jauh lebih baik dibanding bergabungnya setelah pemilu," tukas Hasto.
Hadir pula dalam deklarasi itu sejumlah alumni sekolah lain, seperti alumni sekolah Pangudi Luhur, alumni SMAN 7, alumni SMAN 4, alumni Theresia, alumni SMAN 3, alumni SMAN 1, alumni Kolese De Britto, alumni SMAN 6 dan sebagainya.
Hadir juga komunitas KITA pro Jokowi dan perwakilan dari Panitia Alumni Sekolah Jakarta Bersatu (ASBJ).