Memilih Itu Hak, Wapres JK Sebut Golput Tak Melanggar
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, fenomena golongan putih (Golput) yang tinggi di Indonesia kini, disebabkan faktor ketidakpedulian pemilih
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, fenomena golongan putih (Golput) yang tinggi terjadi di Indonesia kini, disebabkan faktor ketidakpedulian pemilih pada demokrasi.
"Jadi saya kira golput itu bisa jadi kalau orang yakin bahwa ini menang. Saya tidak datang pun, (dia) akan menang juga, itu yang terjadi di Brexit (Inggris) kemarin, banyak golput atau dia yakin tidak penting, macam-macam," tutur JK, yang ditemui di kantor wakil presiden, Jalan Merdeka Medan Utara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Selain itu, keengganan memakai suara saat pemilihan juga didukung oleh aturan di Indonesia, yang tak mewajibkan warga negara memilih, layaknya di Australia.
Baca: Wapres JK Sebut Istilah Proganda Rusia Sama Seperti Bika Ambon yang Bukan Berasal Dari Ambon
Di negara Kangguru itu, warga wajib datang dan menggunakan suaranya saat pemilu, jika tidak maka melanggar dan mereka didenda.
"Kita (Indonesia), sistem pemilu kita itu ialah hak, kalau di Australia itu kewajiban, you tidak datang didenda 100 dollar. jadi orang akan ini (milih). Kita ini hanya hak, bukan kewajiban, jadi golput itu juga tidak melanggar apa-apa," tutur Wapres JK.
Diketahui, partisipasi memilih di Pilpres 2014 sebesar 69,58 persen. Partisipasi memilih ini berbanding lurus dengan angka golput. Sehingga bisa disebut angka golput pada Pilpres 2014 sebesar 30,42 persen dan meningkat dari Pilpres 2009 dan Pileg 2014.