Debat Calon Presiden, Untuk Siapa?
Karena mereka hampir dipastikan sudah menentukan pilihan dari salah satu kandidat, yaitu Jokowi atau Prabowo.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - - Lima hari lagi menjelang debat kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2/2019) yang hanya diikuti kandidat calon presiden, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto (Prabowo).
Muncul pemikiran, sesungguhnya debat tersebut untuk siapa?
Menurut pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, debat antar paslon, antar kandidat presiden atau antar calon wakil presiden, bukan untuk merebut kemenangan dalam kontenstasi Pilpres 2019.
Tetapi, imbuh Emrus Sihombing, utamanya untuk mencerdaskan dan mempertajam daya kritis masyarakat membuat keputusan pilihan di bilik suara nanti.
Sejatinya dia katakan, peserta yang hadir di ruangan acara debat bukanlah para tim sukses dan pendukung dari kedua kandidat presiden.
Karena mereka hampir dipastikan sudah menentukan pilihan dari salah satu kandidat, yaitu Jokowi atau Prabowo.
"Akan tetapi, peserta yang hadir dari kalangan masyarakat luas pemilik hak suara, dan mereka diberi kesempatan bertanya dan berdiskusi langsung dengan kedua kandidat presiden dengan setting natural," jelas Emrus Sihombing, kepada Tribunnews.com, Rabu (13/2/2019).
Menurut dia, ada empat kelompok utama dari masyarakat yang harus hadir dalam sisa acara debat ke depan, yaitu pemilih pemula, yang belum menentukan pilihan, yang berpotensi menjadi golput dan kelompok sosial yang belum sejahtera.
Mengapa? Pertama, pemilih pemula.
Mereka yang masih pengalaman awal menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2019 ini. Karenanya perlu menyaksikan langsung gaya, daya tarik, kredibilitas, sajian argumentasi, kepiawaian mengelola (emosi dan atau rasio) dalam merespon pertanyaan dan atau tanggapan, serta program dari para kandidat.
Baca: SBY Sibuk Urus Sang Istri yang sedang Sakit, Partainya Tetap Fokus Hadapi Pemilu 2019
"Pada acara debat, pemilih pemula ini diberi kesempatan dua atau tiga peserta, sebagai representasi pemilih pemula di seluruh Indonesia, untuk mengajukan pertanyaan dan atau tanggapan yang berlangsung secara alami, tentu terkait dengan tema debat," ucapnya.
Atas pengalaman tersebut, pemilih pemula dapat membantu dirinya memutuskan untuk memilih salah satu dari dua kandidat.
Kedua, pemilih yang belum menentukan pilihan. Mereka ini kelompok masyarakat yang berada di rana ragu-ragu menentukan pilihan, tetapi mereka hampir dipastikan datang ke bilik suara pada pemungutan suara, 17 April 2019.
Keraguan mereka ini bisa saja didasari kurangnya informasi segala hal yang terkait dengan kedua kandidat. Misalnya, bagaimana kemampuan seorang kandidat memaparkan fakta, data, bukti dan rasionalitas ketika memberi sanggahan terhadap kandidat presiden yang menjadi pesaingnya.