Sebut Bakal Habis-habisan, Moeldoko Istilahkan Perang Total Jelang Hari Pencoblosan
"Saat ini kita menyebutnya dengan istilah dengan perang total," ujar Moeldoko di Markas TKN Kebon Sirih, Jakarta Pusat
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf AMin, Moeldoko mendeklarasikan 'perang' total jelang dua bulan pemilihan presiden 2019.
Moeldoko mengatakan, TKN akan habis-habisan memenangkan pasangan Jokowi - Maruf Amin. Mantan Panglima TNI ini mengistilahkan dengan perang total.
Baca: Moeldoko: Jadi Tersangka Harus Instropeksi Diri
"Saat ini kita menyebutnya dengan istilah dengan perang total," ujar Moeldoko di Markas TKN Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).
Moeldoko menerangkan, timses Jokowi - Maruf Amin telah mengenali titik pusat dari kekuatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi. Moeldoko menyinggung soal strategi militer Center of Gravity (CoG).
Dalam dunia militer, CoG dipopulerkan oleh seorang tentara Prusia dan intelektual, Carl von Clausewitz.
CoG adalah titik pusat dari kekuatan lawan untuk kemudian bisa secara efektif dan efisien mengerahkan kemampuannya untuk bisa memenangkan peperangan.
"Kita sudah memiliki Center of Gravity itu sehingga kita tahu harus bagaimana setelah mengenali Center of Gravity itu," tutur Moeldoko.
Moeldoko memastikan, strategi pemenangan TKN Jokowi - Maruf Amin yang digunakan tak akan mencontoh konsep dari BPN.
"Jadi yang kita lakukan adalah betul-betul sesuatu yang baru dan kita tidak mau mengikuti, apalagi fotocopy," kata Moeldoko.
Moeldoko meyakini strategi yang diterapkan akan berjalan baik di lapangan. Strategi juga terkontrol, karena akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan dari waktu ke waktu.
Semua unsur atau komponen dari TKN akan dikerahkan. Dari relawan hingga calon anggota legislatif dari partai koalisi Indonesia kerja.
Baca: Kemungkinan Jokowi Jenguk Ani Yudhoyono, Moeldoko : Dilihat Situasinya Dulu
"Semua kekuatan-kekuatan yang terinventarisasi, bukan lagi potensi. Kita kenali semua target-target. Kita kenali strategi yang kita terapkan dengan isu lokal, tidak harus terkonsentrasi tapi karakteristik daerah memiliki karakter yang berbeda," imbuh Moeldoko.
"Itulah kira-kira yang kita lakukan, kita tidak bicara perang taktis karena itu bagian yang saya sembunyikan," sambungnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.