Kata Putri Bungsu Gus Dur soal Puisi Fadli Zon Berjudul "Doa yang Ditukar"
"Saya gini, saya enggak mau berhubungan antara dua kubu itulah, sak karep-karepmu. Gini, dia punya hak untuk bikin puisi itu," katanya
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berjudul "Doa yang Ditukar" menuai polemik.
Saat ditanya tanggapannya terakit polemik itu, Putri bungsu Presiden Keempat RI Abdurrachman Wahid atau Gus Dur, Inayah Wahid mengatakan, urusan membuat sebuah karya adalah hak dari seseorang.
Meskipun dia menegaskan tak ingin berkomentar dan terlibat lebih dalam dari polemik terkait puisi tersebut.
Baca: Puisi Doa yang Ditukar Jadi Polemik, Fadli Zon Tulis Puisi Baru Sajak Orang Kaget
Soal puisi yang dibuat menuai polemik dan ketidaksukaan dari pihak tertentu adalah bagian dari konsekuensi yang harus diterima si pembuat.
"Saya gini, saya enggak mau berhubungan antara dua kubu itulah, sak karep-karepmu. Gini, dia punya hak untuk bikin puisi itu. Perkara ada yang tersinggung atau enggak, ya dia mesti terima juga," kata Inayah saat ditemui selepas menghadiri sebuah diskusi di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019).
Lebih lanjut, soal adanya tuntutan elemen masyarakat yang meminta Fadli minta maaf, Inayah enggan mengomentarinya.
Baca: Fadli Zon Tak Minta Maaf Soal Puisi Doa yang Ditukar, Mahfud MD Sindir Kepantasan Jadi Wakil Rakyat
Pasalnya dia khawatir, apa yang dirinya ucapkan bakal menjadi bahan untuk dipermainkan salah satu kubu.
"Kalau soal itu saya nggak mau jawab, saya nggak mau. Saya nggak mau komen tentang kubu-kubuan itu. Karena apapun yang saya komen, itu akan selalu bisa diputer kemana-mana," pungkasnya.