Muncul Saat Debat Pilpres Kedua, Apa Itu Revolusi Industri 4.0?
Apakah yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0? begini pandangan Jokowi dan Prabowo Subianto.
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Apakah yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0? begini pandangan Jokowi dan Prabowo Subianto.
Istilah revolusi industri 4.0 disinggung-singgung dalam debat capres, Minggu (18/2/2019) malam di Jakarta.
Baik Jokowi maupun Prabowo Subianto, sama-sama berbicara mengenai masa depan industri 4.0.
Saat mendapat pertanyaan mengenai revolusi industri 4.0, Jokowi mengatakan dia sangat yakin pada persiapan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Jokowi yakin pembangunan SDM dapat menyiapkan Indonesia menuju revolusi industri 4.0.
"Perlunya petani diperkenalkan pada marketplace sehingga mereka bisa berjualan secara online, sehingga hubungan antara konsumen dengan petani semakin dekat," ujar Jokowi saat debat capres, dikutip Tribun Jabar dari Kompas.com, Senin (18/2/2019).
Sementara itu, saat menanggapi pernyataan Jokowi, Prabowo Subianto mengatakan, kita harus memahami dahsyatnya perkembangan industri 4.0.
Pasalnya, kata dia saat debat capres, revolusi industri 4.0 bisa berdampak pada ribuan pekerja.
Baca: Jokowi-Ma’ruf Amin Dapat Dukungan Kyai dan Guru Ngaji se-Bawean
"Kita sama-sama memahami dahsyatnya perkembangan industri 4.0 yang akan datang dengan AI, robotik, ini akan berdampak satu pabrik yang biasanya punya ribuan pekerja bisa diganti dengan robot dan hanya membutuhkan kurang dari 50 orang bekerja. Tapi inti yang ingin saya sampaikan, kita bicara industri 4.0, kita sekarang belum bisa membela petani kita sendiri. Ini yang kita masalahkan," ujar Prabowo Subianto saat debat capres.
Terlepas dari pandangan Jokowi dan Prabowo Subianto, sebenarnya apa itu revolusi industri 4.0?
Dilansir Tribun Jabar dari Tribunnews.com, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto pernah menjelaskan mengenai revolusi industri 4.0 itu.
Secara umum, revolusi industri 4.0 dapat diartikan sebagai perubahan sektor industri di dunia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi serta internet (internet of things).
Dikatakan Airlangga Hartarto, revolusi industri sebenarnya sudah dimulai sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda.
Saat itu, revolusi industri dipicu oleh hadirnya steam engine atau mesin uap pada revolusi industri pertama.
"Revolusi industri kedua pada saat otomotif general fort membuat line production Indonesia masih Hinda-Belanda. Nah revolusi industri ketiga diawali di tahun 90-an itu dengan mulai otomatisasi dan pada waktu itu terjadi globalisasi," kata Airlangga Hartarto di JCC Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Globalisasi yang sangat dikhawatirkan, lanjutnya, adalah lahirnya digitalisasi.
Disampaikan Airlangga Hartarto, globalisasi untuk ASEAN bakal dimulai di tahun 2020.
Hal itu terungkap saat rapat APEC tahun 90-an.
"Yang namanya revolusi industri ke-4 dimulai dengan revolusi internet yang dimulai pada tahun 90-an, nah tahun 90-an belum tahu kalau internet efeknya akan seperti hari ini. Hari ini seluruh negara di dunia baru melihat apa efek dari Internet of things," ujar Airlangga Hartarto.
Dari mana istilah istilah industri 4.0 muncul?
Jerman adalah negara yang mengglobalkan istilah industri 4.0.
Jerman pula yang pertama kali memanfaatkan internet of things untuk menyokong industri-industrinya.
"Industri 4.0 mengikat kepada industri di Jerman," ujar Airlangga Hartarto.
(TribunJabar.id/ Yongky Yulius)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Apa Itu Revolusi Industri 4.0? Disinggung Saat Debat Capres, Jokowi dan Prabowo Punya Pandangannya