PKPI Nilai Prabowo Subianto Tak Kuasai Isu Revolusi Industri 4.0 dan Unicorn
Diaz Hendropriyono menguraikan beberapa kejanggalan paparan Prabowo yang dinilai tidak nyambung dengan substansi yang disodorkan panelis.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden Republik Indonesia nomor urut 02, Prabowo Subianto terlihat tidak mengerti mengenai isu Revolusi Industri 4.0 serta unicorn saat debat kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.
Hal itu lantas dikomentari Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Diaz Hendropriyono dalam keterangan resminya, Senin (18/2/2019).
Diaz Hendropriyono menguraikan beberapa kejanggalan paparan Prabowo yang dinilai tidak nyambung dengan substansi yang disodorkan panelis.
"Capres Prabowo seperti Jaka Sembung (gak nyambung) ketika bicara mengenai isu Revolusi Industri 4.0 dan menunjukkan ketidaktahuan akan isu tersebut dengan membelokkannya ke impor makanan dan kesejahteraan petani," katanya.
Jokowi memberikan peta jalan yang sangat jelas, bahkan menghubungkan antara teknologi dengan akses permodalan dan juga perluasan akses konsumen bagi para petani.
Baca: Imbas Kasus Ahok, Elektabilitas Jokowi-Maruf di Dua Dapil DKI Rendah
"Kompleksitas permasalahan Revolusi Industri 4.0 dijawab oleh Jokowi dengan lugas dan tegas," ujar Diaz.
Mengenai substansi Unicorn, Diaz menilai Capres Prabowo perlu belajar mengenai tren dunia yang semakin berubah ke arah digital, baik IoT, ekonomi digital, AI, maupun robotic.
Ketidaktahuan Prabowo dalam isu unicorn dan bahkan memiliki sikap sinis terhadap ekonomi digital ini menunjukkan ketidaksanggupan Prabowo dalam menghadapi perubahan paradigma dunia.
Jokowi sebaliknya mengerti akan terjadi perubahan paradigma industri secara revolusioner, dan terus melakukan mengambil energi inovatif dari industri digital dengan berbagai kebijakan dan visi visinya.
"Secara umum, prabowo terlihat tidak siap dalam debat kali ini, dan cenderung gampang menyerah dengan tidak memanfaatkan waktu yang diberikan dan lebih banyak mendukung kebijakan pemerintah. Selain itu banyak pemikirannya yang ternyata sudah dilakukan oleh pemerintah, seperti pembentukan BUMN bidang perikanan," paparnya.