Jokowi Akan Tingkatkan Dana Abadi untuk Penelitian Menjadi Rp 50 Triliun
Saat pidato kebangsaan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Minggu (24/2/2019) malam, capres Jokowi menyinggung anggaran tersebut
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Persoalan dana riset dan pengembangan atau research and development (R&D) sempat ramai jadi perbincangan di media sosial, setelah CEO Bukalapak Achmad Zaky mencuitkan rendahnya anggaran di bidang tersebut.
Saat pidato kebangsaan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Minggu (24/2/2019) malam, capres Jokowi menyinggung anggaran tersebut akan ditingkatkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Ke depan kita ingin tingkatkan hingga mencapai Rp 50 triliun dana abadi penelitian dan pengembangan," ujar Jokowi.
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga akan membentuk dana abadi untuk mendukung perguruan tinggi terbaik Indonesia agar masuk ke jajaran peringkat terbaik di dunia.
Baca: Prabowo: Saya Bersumpah Tidak akan Istirahat Sebelum Petani Kita Bisa Senyum Setelah Panen
"Tahun 2020 kita akan mulai dengan alokasi kurang lebih Rp10 triliun. Saya optimis maju, saya optimis setara, dengan SDM premium, saya optimis generasi muda dan milenial yang akan mampu bersaing dan eksis di dalam kompetisi global," papar Jokowi.
Diketahui beberapa waktu lalu, bos Bukalapak menjadi pembicaraan di dunia maya sejak Kamis (14/2/2019), bahkan muncul tagar Uninstall Bukalapak.
Zaky mengkritik anggaran R&D yang dinilai ini masih kecil dan turut memaparkan data pada tahun 2016, dimana Indonesia tertinggal dari negara lainnya dalam anggaran di bidang tersebut.
Ia juga menyebut industri 4.0 itu omong kosong. "Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (merujuk hanya US$ 2 miliar)," tulisnya.