Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kiai Lampung Dukung Jokowi-Ma'ruf Amin Lewat Gerakan 'Sate Jowo'

Sejumlah kiai Nahdlatul Ulama dan alim ulama di Lampung Tengah akan melakukan gerakan 'Sate Jowo' untuk mendukung pasangan Jokowi) - Ma'ruf Amin.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kiai Lampung Dukung Jokowi-Ma'ruf Amin Lewat Gerakan 'Sate Jowo'
Istimewa
Sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan alim ulama di Lampung Tengah akan melakukan gerakan 'Sate Jowo' untuk mendukung pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan alim ulama di Lampung Tengah akan melakukan gerakan 'Sate Jowo' untuk mendukung pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin.

Disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Tri Bhakti Al Falah Yukum Jaya Lampung Tengah, KH Syahrul Munir (Gus Munir) serta KH Habib Hamdani, Sate Jowo, adalah akronim dari 'Saya tetap Joko Widodo'.

"Sate Jowo itu Saya Tetap Joko Widodo. Kami mendukung dengan gerakan Sate Jowo. Siapa yang memfitnah dan menebar hoaks, akan saya tusuk dengan Sate Jowo," ujar Gus Habib dalam silaturahmi antara para kiai dengan jajaran PDI Perjuangan yang sedang melaksanakan Safari Kebangsaan IX, Jumat (1/3/2019) malam.

Gus Habib bersama sejumlah ulama di Lampung Tengah mendukung pasangan itu karena keberadaan KH Ma'ruf Amin, yang merupakan cicit dari Syekh Nawawi Al Bantani.

"Sudah jelas, beliau adalah cicit Syekh Nawawi al Bantani," imbuh Gus Habib.

Gus Habib menyampaikan, pihaknya berpegang kepada apa yang pernah disampaikan oleh Imam Syafii.
Seperti harus mendukung Jokowi-Ma'ruf di tengah masifnya serangan hoaks terhadap pasangan calon presiden nomor urut 01 tersebut.

Berita Rekomendasi

"Pesan Imam Syafi'i. Carilah pemimpin yang banyak panah-panah fitnah menuju kepadanya. Ikutilah mereka yang banyak difitnah, karena sesungguhnya mereka sedang berjuang di jalan yang benar," kata Gus Habib.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan PDI Perjuangan berprinsip bahwa nasionalisme dan Islam, atau Islam dan Nasionalisme suatu hal yang tak bisa dipisahkan.

PDIP selalu melihat Indonesia adalah Nasionalis, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan TNI-Polri.
Prinsip itulah yang diwujudkan oleh PDI Perjuangan, ketika pada kampanye 2014, menginisiasi sebuah gerakan bersama memastikan Resolusi Jihad 22 Oktober diakui sebagai Hari Santri.

"Itulah kesadaran sejarah kami," kata Hasto.

Acara dilakukan di Ponpes Tri Bhakti Al Falah Yukum Jaya Lampung Tengah.

Hadir Pengasuh Ponpes KH Syahrul Munir (Gus Munir) serta KH Habib Hamdani.

Sementara rombongan safari dipimpin Hasto, diikuti Ketua DPP Bamusi Zuhairi Misrawi, Ketua DPD PDIP Lampung Sudin, serta sejumlah caleg partai itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas