Puluhan Kiai dan Ratusan Mantan GAM Siap Menangkan Jokowi-Ma'ruf di Aceh
Ia bahkan menilai rakyat Pidie sangat antusias mengalahkan kembali Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, PIDIE - Sebanyak 25 pesantren dan ratusan mantan aktivis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kabupaten Pidie, Aceh siap memenangkan pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Hal ini disampaikan oleh pengurus Dayah Ikramul Fatah Tengku Haji Muhibudin Husein Syeikh di hadapan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto bersama rombongan Safari Kebangsaan X menyusuri Propinsi Aceh, Jumat (8/3/2019).
"Kami 25 dayah (pesantren, red) siap memenangkan Pak Jokowi - KH Ma'ruf Amin. Kami juga ratusan jangan-jangan GAM juga siap memenangkan 70 persen di Pidie," kata Muhibudin di Dayah Ikramul Fatah, pada silaturahmi.
Muhibudin menjelaskan, pihaknya sudah bekerja untuk memenangkan Jokowi di Pilpres 2014.
Baca: Bukan Darah Dagingnya, Denny Sumargo Katakan Ini ke Anak DJ Verny: Kalau Dibully Sebut Nama Saya
Ia bahkan menilai rakyat Pidie sangat antusias mengalahkan kembali Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
"Untuk Pilpres kali ini, insyaallah kami bersama dengan PDIP dan TKD Aceh, siap memenangkan 70 persen di Aceh untuk Jokowi - Ma'ruf," tegas Muhibudin.
Sementara itu, Tim KH Ma'ruf Amin, Lukmanul Hakim mendorong pendukung Jokowi-Ma'ruf di Aceh untuk melawan hoaks dan fitnah.
Sebab, ia menilai, rakyat Aceh khususnya di Pidie sangat membenci fitnah dan mencintai ulama.
"Dan fitnah-fitnah yang menyebar, yang ditujukan pada paslon 01 Jokowi-KH Ma'ruf Amin, telah kami sampaikan dan telah kami luruskan tadi. Masyarakat Aceh juga menyadari bahwa fitnah dapat merusak dan memorakporandakan secara sejarah. Aceh juga sempat terporak-poranda gara-gara fitnah," ungkapnya.
Baca: Meski Peluncuran Dibatalkan, Bawaslu RI Terus Awasi Kembalinya Tabloid Obor Rakyat Reborn
Wakil ketua Majelis Ulama Indonesia ini juga mengatakan, isu SARA juga sering digunakan untuk menyerang petahana.
Seperti puisi pendukung Prabowo-Sandi, Neno Warisman, menurut Lukmanul, mempolitisasi doa Nabi Muhammad untuk kepentingan Pilpres.
"Doa itu memang pernah dibacakan rasullullah, tapi konteksnya doa itu dibacakan ketika menghadapi orang kafir quraish. Ini perang pilpres, bukan perang bunuh-bunuhan, di hadapan para kiai dan pesantren, dan alhamdulillah mereka memahami," terang Lukmanul.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.