Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Partai Koalisi Pendukung Jokowi-Ma'ruf Tegas Menentang Radikalisme

Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan partai koalisi Jokowi-Ma’ruf menentang radikalisme.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Partai Koalisi Pendukung Jokowi-Ma'ruf Tegas Menentang Radikalisme
TRIBUNNEWS/RINA AYU PANCARINI
Juru Bicara TKN Jokowi-Maruf Amin, Ace Hasan Sadzily, 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin terus mencermati perihal kelompok radikal yang berkamuflase di balik partai politik.

Hal ini sebelumnya telah disinggung oleh sejumlah pihak, seperti Nahdlatul Ulama (NU) maupun Indonesia Police Watch (IPW).

Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan partai koalisi Jokowi-Ma’ruf menentang radikalisme.

Menurut Ace, pihaknya tidak akan berkompromi dengan bentuk radikalisme, karena Indonesia memiliki keberagaman sendiri.

"Kami turut mendukung dan mengapresiasi atas apa yang disampaikan IPW. Hal ini dapat menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pilihan. Kami menjamin bahwa seluruh partai koalisi Jokowi-Ma’ruf tidak ada yang memberi ruang untuk kelompok radikal. Kami dapat pastikan, partai koalisi tidak ada yang menjadikan agama dan ideologi tertentu selain Pancasila, sebagai komoditas politik," tegas Ace, dalam keterangan, Minggu (10/3/2019).

Sebelumnya, IPW menyebut kelompok radikal dan eks teroris tumbuh subur dan bangkit di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Papua karena konsentrasi kepolisian sedang fokus pada Pemilu 2019.

Berita Rekomendasi

"Konsentrasi jajaran kepolisian untuk mengamankan proses pileg dan pilpres sepertinya membuat kelompok kelompok radikal dan eks teroris mendapat celah untuk tumbuh dan berkembang," kata Ketua Presidium (IPW) Neta S Pane.

Politisi Golkar ini juga menyebut, rentetan pembakaran mobil di Jawa Tengah dan penembakan yang terus terjadi di Papua disebut Neta merupakan gambaran bahwa kelompok kelompok radikal mendapat peluang untuk beraksi.

"Kami turut melihat bahwa pernyataan IPW sekaligus menjadi low alert bagi para petugas keamanan, untuk tidak lengah dan tidak terpecah konsentrasinya dalam menjaga pemilihan umum, maupun situasi kondusif di sejumlah wilayah," jelas Ace.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas