Isu Politik Identitas Tidak Terlalu Efektif untuk Tingkatkan Elektabilitas
"Politik identitas Islam itu, saya kira tidak terlalu kuat berkembang di Indonesia, tidak bisa jadi andalan gitu," kata Azyumardi
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobilisasi isu politik identitas tidak terlalu efektif untuk tingkatkan elektabilitas kandidat dalam Pemilu.
Cendekiawan muslim Prof Dr Azyumardi Azra dalam jumpa pers di kantor SMRC, Jalan Cisadane, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/3/2019) mengatakan, politik identitas warisan zaman kolonial.
"Politik identitas Islam itu, saya kira tidak terlalu kuat berkembang di Indonesia, tidak bisa jadi andalan gitu. Ini saya kira adalah warisan sejarah masa lalu, ketika Islam melakukan political dis-engagement dengan kolonial Belanda dan itu dibawa terus sampai sekarang ini," kata Azyumardi Azra.
Baca: Jelang Debat Cawapres, Maruf Amin Lontarkan Pujian ke Sandiaga: Anak Muda Kreatif dan Pintar
Ia juga mencontohkan, selama ada Pemilu dari tahun 1955 hingga saat ini, partai politik (parpol) yang mengusung ideologi Islam tidak pernah menjadi pemenang mendominasi secara nasional.
"Coba lihat dari tahun '55, ada ngga partai Islam yang jadi pemenang pemilu?" ucap Azyumardi Azra.
Walaupun begitu, dirinya mengakui, ada daerah-daerah tertentu yang kuat politik identitasnya, khususnya identitas agama Islam, seperti, Sumatera Barat dan Banten.
"Ada memang di daerah tertentu politik identitas itu menguat dibanding daerah-daerah lain, misalnya Sumatera Barat dan Banten. Dalam berbagai survei Jokow-Ma'ruf kalah di dua provinsi ini," kata Azyumardi Azra.