Pengamat Ungkap Penyebab Naiknya Elektabilitas Prabowo-Sandi Menurut Survei Kompas
Berdasarkan hasir survei Litbang Kompas selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dengan Prabowo-Sandiaga makin tipis dengan angka 11,8 persen.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
"Ini tidak bisa dilepaskan dari gerakan masif para pendukung Prabowo. Militansi pendukung Prabowo untuk memenangkan 02," ujar Hendri satrio kepada Tribunnews.com, Rabu (20/3/2019).
Baca: Sandiaga Uno: Survei Litbang Kompas Jadi Momentum Kami
Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini menangkap ada suara di sebagian masyarakat yang ingin adanya perubahan dalam kepemimpinan nasional.
Memang, menurut dia, kini tekanan berada di Jokowi-Ma'ruf Amin, kala tren menunjukkan penurunan elektabilitas.
"Memang kini tekanan ada di Pak Jokowi-Ma'ruf Amin. Sementara Prabowo-Sandi berada di atas angin. Karena Jokowi-Ma'ruf trennya turun, Prabowo trennya naik," jelasnya.
Baca: Diperlihatkan Foto Artis Indonesia, Bule Jerman: Lucinta Luna Manis Banget, Syahrini Banyak Palsu
Meskipun demikian, kata dia, masih ada waktu bagi Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandi untuk menggenjot elektabilitasnya menjelang 17 April mendatang.
Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019 menunjukkan, jarak elektabilitas antara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, semakin tipis.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.
Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma'ruf.
Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.
"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa meski penurunan angka elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terlihat sedikit, tetapi memberikan pengaruh signifikan pada jarak keterpilihan.