Di Banyuwangi, Jokowi Cerita Pernah Jadi Korban Penggusuran Hingga Tak Kepikiran Kuliah
Jokowi membagi cerita masa kecilnya. dia mengaku pernah hidup tinggal di bantaran sungai, dan digusur oleh pemerintah setempat
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Di sela kegiatan Ngobrol Inspiratif Bareng Ir H Joko Widodo (Ngopi) di Banyuwangi, Jawa Timur, Jokowi berbagi kisah suksesnya dari bisnis mebel sampai menjadi orang sukses dan memajukan negeri.
Dalam kesempatan tersebut Jokowi membagi cerita masa kecilnya. dia mengaku pernah hidup tinggal di bantaran sungai, dan digusur oleh pemerintah setempat.
Baca: Hasil Survei Charta Politika : Tingkat Kepuasan Masyarakat di Era Jokowi - Jusuf Kalla Stabil
"Saya ingin bercerita mundur ke belakangan, saya ingat ketika tahun 1970an. Rumah saya di bantaran sungai, dan digusur," kata Jokowi.
"Saat itu kami tidak diberi ganti rugi. Sehingga saya dan keluarga harus nebeng (menumpang) di rumah paman. Dua tahun nebeng di situ," cerita Jokowi.
Menurut bapak tiga anak dan kakek dua cucu itu, justru masa kecil dengan lingkungan dan pengalaman seperti itu membentuk karakter dan perilaku dirinya hingga saat ini.
Setelah menghabiskan dua tahun menumpang di rumah pamannya, Jokowi dan keluarga sempat empat hingga lima kali pindah rumah kontrakan.
"Saat kecil saya, bisa sekolah saja sudah Alhamdulilllah. Tidak membayangkan yang namanya kuliah. Tapi karena kemudahan Allah alhamdulillah bisa sekolah rampung kuliah juga rampung," urai Jokowi.
Tak sampai di sana, Jokowi juga bagikan kisahnya hingga berhasil menjadi pengusaha meubel hingga produknya di ekspor ke manca negara.
Pasca-lulus kuliah, Jokowi mengaku tak langsung membuka usaha sendiri. Dia sempat bekerja di satu BUMN di Aceh selama 2 tahun.
Namun lantaran tak kuat, ia lalu bersama istrinya, Iriana, memutuskan untuk kembali ke Solo.
Saat itu Iriana Jokowi tengah mengandung anak pertama mereka, Gibran Rakabuming Raka.
"Saat kembali ke Solo itulah saya memulai usaha meubel," tegas Jokowi.
Saat itu usaha meubel miliknya masih berpasar lokal. Baru tahun kedua, Jokowi mampu mengembangkan pangsa pasarnya ke skala nasional. Usahanya mulai masuk ke pasar internasional di tahun ketiga.
"Saya ekspor tahun pertama, 3 bulan saya hanya satu kontainer. Saat tahun ke dua saat pameran di Singapura banyak pembeli datang dari semua negara, di sana saya ditantang harus mengirim 18 kontainer dalam sebulan," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.