Survei CSIS: Gerindra dan PDIP Mendapat Limpahan Terbanyak Pemilih Islam
Phillips membocorkan bahwa partai yang mendapat banyak limpahan pemilih dari partai Islam adalah Partai Gerindra.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei CSIS (Centre For Strategic and International Studies) yang dilakukan 15-22 Maret 2019 mencatat adanya perpindahan pemilih partai Islam ke partai nasionalis maupun sebaliknya antara Pemilu 2014 ke Pemilu 2019.
Direktur Eksekutif CSIS Phillips J Vermonte mengatakan perpindahan pemilih dari Partai Islam ke partai nasionalis lebih banyak dari sebaliknya yaitu 20,7 persen berbanding 5,7 persen.
Phillips membocorkan bahwa partai yang mendapat banyak limpahan pemilih dari partai Islam adalah Partai Gerindra.
Yang tak lain karena “coattail effect” atau efek ekor jas Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
“Kami mencatat ada dua partai yang banyak mendapat limpahan pemilih dari partai Islam yakni Gerindra dan PDI Perjuangan, dan yang paling banyak Gerindra,” ungkap Phillips dalam rilis survei di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).
Baca: Hasil Survei CSIS Jelang Pilpres 2019: Jokowi-Maruf 51,4%, Prabowo-Sandi 33,3%
Menurutnya “coattail effect” tersebut memang berdampak buruk bagi partai pengusung di masing-masing koalisi.
“Karena pemilih terlalu fokus pada Pilpres, kebanyakan ketika seseorang pilih salah satu capres dia sekalian pilih partai capres itu, tidak melihat partai koalisi lain, kalau pilih Joko Widodo sekalian PDI Perjuangan, kalau pilih Prabowo sekalian Gerindra,” tegasnya.
Sementara itu pemilih yang loyal kepada partai nasionalis cenderung lebih besar dibandingkan partai Islam yakni 83,4 persen berbanding 68,3 persen.
Survei yang dilaksanakan pada 15-22 Maret 2019 itu melibatkan 1.960 responden dari 43 provinsi menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,21 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Dalam melaksanakan survei kami lakukan dengan pertemuan tatap muka langsung dan mengajukan kuesioner, jadi buka survei internet atau telepon,” ungkap Peneliti CSIS Arya Fernandes.
“Survei ini juga didanai secara mandiri dari Yayasan CSIS,” pungkasnya.