Pernyataan Prabowo soal Teknologi Lama dan Kekayaan Lari ke Luar Negeri Dinilai Retorika Usang
Menurut dia, perbedaan orientasi kepemimpinan menampilkan perbedaan mendasar.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tampilan debat bertemakan pengembangan pemerintahan untuk kebijakan Industri 4.0 menampilkan perbedaan mendasar orientasi kepemimpinan kedua pemimpin.
Demikian ditegaskan Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengomentari jalannya debat keempat Jokowi dan Prabowo, Sabtu (30/3/2019) malam.
"Pak Jokowi berpandangan ke depan terhadap pentingnya platform pemerintahan berbasis digital dan melayani (Dilan), sementara Pak Prabowo tidak beranjak dari kritik lamanya yang usang tentang pajak, korupsi dan kekayaan lari ke luar negeri," ujar Hasto.
Menurut dia, perbedaan orientasi kepemimpinan menampilkan perbedaan mendasar.
"Pernyataan Pak Prabowo lebih baik pakai teknologi lama daripada kekayaan lari ke luar negeri adalah retorika usang terkesan keputusasaan bahkan rasa frustasi. Sementara Pak Jokowi lebih memilih berjibaku dengan berbagai persoalan bangsa dan hasilnya adalah prestasi kerja," ujar Hasto.
Baca: TKN: Jokowi Visioner Siapkan Kemajuan Bangsa dengan Teknologi, Prabowo Disibukkan Retorika Pribadi
Maka, lanjut Hasto, orientasi pemimpin bekerja dan pemimpin beretorika hadir sebagai pembeda.
"Guna mengatasi kelemahan mendasar tentang gagasan membumi, Pak Prabowo cenderung menampilkan berbagai pernyataan bahasa asing seolah penguasaan bahasa adalah segala-galanya. Lagi-lagi Pak Prabowo lupa bahwa urusan bahasa Inggris, beliau masih kalah dengan Cinta Laura," ujar Hasto.
"Pada akhirnya publik akan melihat, mana pemimpin yang percaya pentingnya penguasaan teknologi demi kemajuan negeri, dan mana yang terjebak pada masa lalu dan gagal adaptif terhadap kemajuan teknologi," Hasto menambahkan.