Tepis Pernyataan Prabowo soal Kartu Sakti, Maruf Amin Sebut KIP dan KIS Telah Berjalan Lancar
Di balik fisik kartu, sebetulnya program KIP kuliah bertujuan agar anak-anak bangsa bisa belajar sampai tingkat perguruan tinggi
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, OGAN ILIR - Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menjawab serangan Capres 02 Prabowo Subianto soal kartu-kartu sakti petahana Joko Widodo (Jokowi).
Maruf Amin membantah bahwa kartu-kartu Jokowi sulit diterapkan karena tidak ada anggarannya.
Baca: Prabowo: Untuk Apa Sih Jabatan? Ganti Kepemimpinan Itu Hal Biasa
Maruf Amin mengatakan, buktinya kartu Indonesia pintar dan kartu Indonesia sehat sudah berhasil dijalankan.
"Yang selama ini kan berjalan dengan baik," ujar Maruf Amin di sela safari politiknya di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Jumat (29/3/2019).
Maruf Amin mengatakan tiga kartu baru Jokowi itu menambahkan yang sudah ada.
Maruf Amin memaparkan kartu Indonesia pintar ditambah sampai kuliah.
Di balik fisik kartu, sebetulnya program KIP kuliah bertujuan agar anak-anak bangsa bisa belajar sampai tingkat perguruan tinggi.
"Tapi kartu itu mempermudah supaya orang tidak sulit tinggal membuka kartu," tutur Maruf Amin.
Mengapa kartu?
Menurut Maruf Amin, masyarakat belum siap dengan teknologi lebih canggih.
Mustasyar PBNU itu menyebut, kartu tersebut bisa digantikan dengan aplikasi telepon pintar.
Maka itu, Maruf Amin juga menampik penyatuan kartu tersebut dalam KTP-el seperti yang disarankan cawapres 02 Sandiaga Uno.
"Kalau sudah pada paham semua gak perlu pakai KTP. Buat apa KTP. Langsung saja aplikasi pakai handphone. Betul apa tidak itu? jadi lebih simpel," kata Maruf Amin.
Diberitakan, Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam kampanyenya dilapangan Sidolig, Bandung, Jawa Barat menyinggung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin terkait program pembagian kartu yang bisa ditukarkan dengan uang ketika terpilih lagi sebagai presiden.
Menurut Prabowo Subianto, program pembagian kartu yang dapat ditukarkan dengan uang itu tidak mendidik masyarakat dan tidak menjamin terciptanya kesejahteraan rakyat.
Baca: Tuntaskan Safari di Jateng dan DIY, Maruf Amin Optimis Raih 70 Persen Suara
Apalagi, kondisi keuangan negara saat ini sangat tidak mendukung program tersebut.
"Saudara kita nanti dibagi-bagi kartu semua ya? Kalian seneng dikasih kartu? Ngapain kalian dibagi 5, 7, 10 kartu kalau duitnya gak ada," ungkap Prabowo Subianto di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.