Akun Instagram (IG) Nurhadi-Aldo Pamit Undur Diri, Pamit ke Inul Hingga Chelsea Islan, April Mop?
Relawan Pasangan Capres-Cawapres Fiktif Nurhadi Aldo dalam akun Instagramnya mengunggah postingan bahwa mereka akan mengundurkan diri dan berhenti
Editor: Januar Adi Sagita
TRIBUNNEWS.COM - Relawan Pasangan Capres-Cawapres Fiktif Nurhadi Aldo dalam akun Instagramnya mengunggah postingan bahwa mereka akan mengundurkan diri dan berhenti dari semua platform sosial media yang dikelolanya, Senin (1/4/2019).
Bahkan tak lupa mereka juga melengkapi unggahan tersebut dengan caption salam perpisahan serta pesan-pesan yang ingin mereka sampaikan mengenai beberapa alasan mereka mengundurkan diri.
Tampak dalam postingan gambar tersebut, terdapat tulisan Segenap timses dan relawan Nurhadi Aldo "PAMIT UNDUR DIRI" dan tak lupa gambar foto close up paslon fiktif nomor urut 10 Nurhadi Aldo juga terpajang.
Tentu saja banyak warganet yang merupakan fans dari Nurhadi Aldo kecewa, ada juga yang berkomentar sarkas.
Seperti yang dikutip oleh Tribunmadura dari Wikipedia.org, Paslon fiktif Nurhadi Aldo atau yang disingkat dengan Dildo merupakan Paslon yang dibuat oleh sekelompok anak muda, dan dalam setiap unggahannya Nurhadi Aldo merupakan tokoh fiktif yang cukup viral di media sosial karena unggahannya yang menghibur, aneh, dan kadang diselipi kalimat satir dan humor receh.
Dibalik kemunculan Paslon Nurhadi Aldo terdapat ide bagaimana agar menyukseskan Pilpres 2019 tanpa adanya kampanye hitam dan membuat polarisasi di Pilpres 2019 sedikit lumer dan tidak memanas.
Relawan dari Paslon fiktif Nurhadi Aldo menggunakan beberapa platform media sosial namun yang paling populer adalah di Instagram.
Meskipun latar belakang kemunculan Nurhadi Aldo disambut positif, namun ada beberapa kelompok yang khawatir jika Nurhadi Aldo menyebabkan antipati di Pilpres 2019, dan menyebabkan angka Golput atau mereka yang tidak menggunakan hak pilih semakin tinggi.
Kini dalam unggahan di akun Instagram Nurhadi Aldo mereka membubuhi caption salam perpisahan karena beberapa alasan.
"Setelah melalui berbagai macam pertimbangan dari berbagai sudut pandang, terutama dampak buruk pasca Pilpres di Indonesia yang kondisinya semakin tidak kondusif dan sangat beresiko bagi kami karna besarnya kemungkinan jika suatu saat akan datang berbagai macam tuduhan dari pihak yang mengalami kekalahan dan menjadikan kami sebagai kambing hitam.