Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul Telak di Pemilih Minoritas, Prabowo Unggul di Pemilih Muhammadiyah-FPI
Peneliti LSI, Ardian Sopa menuturkan untuk kategori pemilih Islam, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 55-61,4 persen.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
"Kalkulasi ini dilakukan karena pilpres tinggal 16 hari lagi. Diperlukan proyeksi elektabilitas dengan mempertimbangkan angka margin of error survei dan asumsi golput," ungkap Ardian Sopa.
Baca: Bravo 5 Minta Penegak Hukum Usut Penghadangan Maruf Amin di Pamekasan
Diketahui survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei adalah 2,8 persen.
Selain survei, LSI juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei.
Dirugikan
Lembaga penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menunjukkan, pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno paling dirugikan, jika kalangan terpelajar banyak yang tak menggunakan hak suara (golput) dalam pemilihan presiden 2019.
"Jika golput banyak terjadi di pemilih kalangan terpelajar, Prabowo-Sandi paling dirugikan," kata Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).
Ikram menyebut, di kalangan terpelajar, Prabowo-Sandi memiliki keunggulan suara dengan selisih 9,3 persen di atas pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Baca: Bak Kembaran, Deretan Potret Ini Jadi Bukti Kemiripan Patricia Gouw dan Ayu Dewi
Sementara, dari hasil survei yang dilakukan 18-25 Februari 2019 terhadap 1.200 responden menunjukkan ada dua alasan yang bisa menyebabkan kalangan terpelajar menjadi golput.
Pertama, disebabkan karena terjadi apatisme politik di masyarakat.
Kedua, karena kalangan terpelajar menunjukkan sikap protes terhadap politik.
"Ini sifatnya ideologis. Kalangan terpelajar merasa pemilu tidak mampu merubah kondisi," kata Ikram.
Diketahui, data didapat dari survei yang digelar 18-25 Februari 2019.
Sebanyak 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling.
Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen