Tersangka Serangan Fajar Bowo Sidik Acungkan Jempol Usai Mencoblos di KPK
Sekadar informasi, dalam amplop-amplop serangan fajar milik Bowo yang disita KPK, terdapat logo cap jempol di sisi-sisi amplopnya.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka suap Bowo Sidik Pangarso selaku mantan Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar ikut mencoblos dalam Pemilu Serentak 2019, Rabu (17/4/2019).
Bowo merupakan tersangka penerima suap yang uangnya ia ingin gunakan untuk kebutuhan logistik serangan fajar. Uang itu untuk memuluskan jalan Bowo memenangi Pileg Dapil Jawa Tengah II.
Bowo merampungkan pencoblosannya sekira pukul 11.56 WIB. Seusai mencoblos di Rutan K4 di belakang Gedung Merah Putih KPK, ia mengacungkan jempol tangan kanannya.
Menggunakan kemeja kotak-kotak biru, hal itu Bowo lakukan terus sampai ia menumpangi mobil tahanan KPK.
Sekadar informasi, dalam amplop-amplop serangan fajar milik Bowo yang disita KPK, terdapat logo cap jempol di sisi-sisi amplopnya.
Baca: Ratna Sarumpaet Akui Baru Bisa Tenang Kalau Jagoan Pilihannya Menang
Bowo adalah kader Golkar, partai pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Jempol sendiri adalah simbol yang digunakan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin untuk mengidentifikasi nomor urut 01 dalam pesta demokrasi lima tahunan kali ini.
Namun, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang pernah menyampaikan, logo cap jempol itu tidak berkaitan dengan Pemilihan Presiden Jokowi-Ma'ruf.
"Cap jempol memang dibuat karena supaya tahu bahwa amplop ini sampai atau nggak nanti. Sebagai tanda saja," tegas Saut
"Nggak ada (terkait Pilpres). Jadi begini, mereka punya pengalaman bahwa amplop itu tidak disampaikan kepada yang bersangkutan, nah untuk menghindari itu dibuat tanda cap jempol," sambungnya.