Usai Buka-bukaan soal Data Quick Count, Yunarto Wijaya: BPN Kapan Buka?
Usai ekspos data quick count, Yunarto Wijaya, menjawab pertanyaan seorang warganet di akun Twitternya, Minggu (21/4/2019) soal sumber dana.
Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNNEWS.COM - Menjawab keraguan sejumlah pihak soal data quick count Pilpres 2019 yang dirilis, Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) bersama delapan anggotanya akhirnya menggelar konfrensi pers Expose Data Hasil Quick Count Pemilu 2019 di Kebon Sirih, Jakarta, Sabtu (20/4/2019) kemarin.
Mengutip Tribunnews.com, Ketua Persepi, Philips J Vermonte menyampaikan metodologi yang digunakan dalam melaksanakan hitung cepat.
“Metode kita ngambil 2.000, 3.000 atau 4.000 TPS. Lalu ada numerator yang kita kirim ke TPS, kita memobilisasi lebih kurang 2.000 orang,” kata Philips.
Peran numerator di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) hanya melaporkan penghitungan form C1 plano dari TPS.
Dalam keterangan mereka, numerator ditugaskan melakukan foto C1 Plano untuk kemudian dikirim ke server pusat.
Philips J Vermonte lantas menyebut hasil quick count setiap lembaga tidak akan sama, itu karena adanya margin of error paling tidak satu persen.
“Yang jelas hasil penghitungan quick count biasanya tidak deviasi jauh dengan hasil penghitungan manual (rekapitulasi) KPU),” kata Philips.
Persepi menambahkan hasil quick count atau exit poll bukan final, yang mana referensinya tetap Komisi Pemilihan Umum.
Usai ekspos data quick count, Yunarto Wijaya, Sekretaris Jenderal Persepi sekaligus Direktur Charta Politika menjawab pertanyaan seorang warganet di akun Twitternya, Minggu (21/4/2019).
Seorang warganet awalnya menantang apakah ada lembaga survei yang bersedia menjadi volunter untuk membuka sampel data dan sumber pembiayaan quick count Pilpres 2019.