BPN Prabowo-Sandi Ditantang Buka-bukaan Data Hitungan Internal Pilpres, Ini Jawaban Fadli Zon
Anggota Dewan Pengarah BPN, Fadli Zon, menilai belum saatnya mereka membuka data penghitungan suara internal.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, menilai belum saatnya mereka membuka data penghitungan suara internal.
Fadli mengatakan pada saatnya nanti BPN akan membuka data itu.
Ketika ditanya kapan, Fadli tidak memberi jawaban jelas.
"Nanti dong, kan masih penghitungan. Pada waktunya ada yang bertugas untuk itu," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Ini untuk menjawab tantangan dari Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) dan Tim Kemenangan Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang meminta BPN terbuka soal penghitungan internal yang dilakukan.
Fadli mengatakan, pusat penghitungan datanya ada di beberapa tempat.
Namun, Fadil tidak menjelaskan lebih lanjut soal penghitungan internal ini.
Dia malah lanjut membahas soal peretasan yang dialami oleh BPN sejak quick count.
Baca: Rico Marbun: Bukan Kesalahan Publik Jika Tidak Percaya Quick Count
Fadli mengatakan ponselnya diganggu "robot call" dan tidak bisa digunakan selama hampir 6 jam.
Dia menilai ini adalah bentuk operasi politik dalam pemilu.
Fadli menyimpulkan pengalamannya dan beberapa anggota BPN merupakan bukti pemilu yang tidak adil.
"Memang ini ada operasi politik dan operasi intelijen. Ini bukan pemilu yang fair," kata dia.
Berdasarkan hitungan real count BPN, pasangan Prabowo-Sandiaga unggul dibandingkan Jokowi-Ma'ruf.
Hasil ini berbeda dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga yang menunjukkan sebaliknya.
Baca: Ditantang Buka-bukaan Proses Perhitungan Real Count Internal, Ini Tanggapan BPN
BPN menuding hasil hitung cepat lembaga survei tak bisa dijadikan pegangan dan tidak independen.
Terkait itu, pakar statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Asep Saefuddin menyatakan yakin pengelola lembaga survei yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki integritas tinggi dan bekerja secara profesional.
Asep mengatakan, sebanyak delapan lembaga survei yang melakukan hitung cepat atau quick count pada Pemilu 2019 melakukan kerja berdasarkan metodologi ilmiah, tetapi dituding melakukan rekayasa.
Menurut Asep, hitung cepat dilakukan berbasis ilmu pengetahuan dengan metodologi ilmiah.
Hal inilah yang membuat lembaga-lembaga survei tersebut berani untuk "buka-bukaan" dan siap dibedah seputar pemetaan sampel, pemilihan sampel, metodologi, serta mekanisme penghitungannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPN Ditantang Buka Data Penghitungan Internal, Fadli Zon Bilang "Nanti Dong"",
Penulis : Jessi Carina