BPN Merasa Bersyukur Prabowo Tolak Utusan Jokowi, Abdul Karding: Seharusnya Dihormati
Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding beranggapan, langkah Jokowi untuk mengutus utusannya bertemu Prabowo seharusnya patut dihormati dan dihargai.
Editor: Whiesa Daniswara
Pertemuan awalnya akan digelar pada Ahad kemarin (21/4/2019), namun urung dilakukan.
Tanggapan TKN Jokowi-Ma'ruf Amin
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding, ikut menanggapi keputusan Prabowo menolak utusan Jokowi, yang disampaikan Djoko Santoso.
Abdul Kadir Karding mengatakan, masyarakat akan menilai mana pihak yang berniat baik untuk kepentingan perdamaian dan persatuan Indonesia dan pihak mana yang tidak.
Langkah Jokowi mengirim utusan untuk menemui Prabowo-Sandiaga, ucap Karding, seharusnya patut dihormati dan dihargai.
"Artinya beliau sebagai pemenang tidak mentang-mentang, tetapi beliau memikirkan kepentingan bangsa, beliau memberikan pendidikan politik untuk kita. Beliau ingin Indonesia aman, beliau ingin kita membangun bersama," ujar Karding saat dikonfirmasi Tribunnews.com (grup TribunJatim.com), Rabu.
Soal utusan Jokowi ditolak Prabowo, menurut Karding, biarlah masyarakat yang menilai.
Tapi, ia berharap Prabowo-Sandiaga memiliki sifat yang bijak untuk memikirkan kepentingan bangsa dengan membangun komunikasi.
"Tetapi saya berharap ada sikap yang bijak dari pak Prabowo dan pak Sandi untuk memikirkan kepentingan bangsa dan kepentingan yang lebih besar dengan membangun komunikasi. Dengan berdialog. Dan membicarakan hal-hal yang perlu dibicarakan bersama untuk kepentingan persatuan Indonesia," kata Karding.
Djoko Santoso Sebut Prabowo-Sandi Bisa Menang 80 Persen Jika Tidak Dicurangi
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso menyatakan pihaknya telah memenangkan Pilpres 2019.
Saat acara syukuran dan konsolidasi pengawalan pemenangan Prabowo-Sandi di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019), mantan Panglima TNI itu bahkan mengatakan sebenarnya pihaknya bisa menang hingga 80 persen bila tidak dicurangi.
Oleh karena itu, Prabowo-Sandi, katanya, berdasarkan perhitungan internal hanya mampu mendapatkan 62 persen suara.
"Sebelum tanggal 17 April dan setelah tanggal itu mereka curang terus. Mereka secara masif terencana sistematik dan brutal," kata Djoko Santoso, dilansir dari WartaKota (grup TribunJatim.com).