Seputar Pertemuan AHY dan Jokowi : Reaksi Sandiaga Uno hingga Pelat Nomor B 2024 AHY
Seputar pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY di Istana Kepresidenan Jakarta
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sore ini, Kamis (2/5/2019) menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pertemuan Jokowi dan AHY tentu menjadi sorotan publik.
Sebab, AHY merupakan representasi Partai Demokrat yang posisinya selama ini ada di kubu Prabowo-Sandiaga.
Tribunnews.com telah merangkup sejumlah peristiwa maupun reaksi dari pertemuan Jokowi dengan AHY.
AHY Mengaku Diundang Jokowi
Selepas pertemuan, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menggelar konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta ditemani oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Saya pertama-pertama mengucapkan Alhamdulillah karena sore hari in, bisa memenuhi undangan bapak Presiden Jokowi untuk berbincang-bincang Istana Merdeka atas bantuan pak Pratikno," ujar AHY.
Baca: Bertemu Jokowi di Istana, Ini Hal yang Dibicarakan AHY
Menurut AHY, pertemuan berlangsung dengan suasana baik dan sedikit menyumbangkan gagasan untuk mewujudkan Indonesia ke depan yang semakin baik.
Sehingga, lanjut AHY, dirinya dengan presiden saling bertukar pikiran.
"Komunikasi itu tidak harus selalu berbicara tentang komunikasi politik secara pragmatis tetapi juga ada hal-hal besar lain dan kita juga selalu harus bisa membangun semangat untuk menjadi bagian besar mewujudkan indonesia semakin baik ke depan," tutur AHY.
AHY juga tak menampik pembicaraan dengan Jokowi seputar situasi politik pasca pencoblosan pada 17 April 2019.
"Tadi sempat dibahas bahwa kita berharap pasca-17 April 2019, hari pencoblosan yang sudah kita lalui bersama, mudah-mudahan kita semuanya bisa tenang, sabar, melihat situasi, perkembangan, sekaligus juga mari kita menjadi masyarakat yang dewasa dalam alam demokrasi yang sehat," ujar AHY.
Selepas konferensi pers, AHY menanggapi pertanyaan terkait proses rekapitulasi suara Pemilu 2019.
AHY menilai wajar jika terdapat perbedaan persepsi terkait hasil Pilpres 2019.
Namun, putra dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono berharap kepada semua pihak untuk menunggu sampai hasil penghitungan secara resmi yang nantinya akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Mudah-mudahan paling akhir nanti 22 Mei 2019, kita bisa menerima apapun hasil yang akan dijelaskan oleh KPU," ujar AHY seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Partai Demokrat merupakan partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019.
Prabowo pun, sudah mendeklarasikan kemenangannya dan sebagian pendukungnya menuding KPU melakukan kecurangan jika hasil Pilpres memenangkan Jokowi.
Baca: Mobil B 2024 AHY yang Dikendarai Agus Yudhoyono Saat Bertemu Jokowi Jadi Sorotan
AHY berpendapat, sikap terbaik saat ini yaitu menunggu pengumuman KPU dan menghindari sikap yang berlebihan. Terlebih, Pemilu kemarin banyak memakan korban jiwa dalam menjalankan agar penyelenggaraan pesta demokrasi 5 tahunan berjalan secara damai serta demokratis.
"Kita hormati itu semua, kita apresiasi dengan cara sabar menunggu. Waktunya masih ada, penghitungan terus berlangsung, dari hari ke hari bisa kita monitor secara langsung, berapa suara yang direkapitulasi, perolehan dari Pilpres maupun Pileg juga bisa kita monitor bersama," paparnya.
Sekjen Demokrat Sempat Tak Tahu Rencana AHY Temui Jokowi
Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Pandjaitan mengaku belum mengetahui tentang rencana pertemuan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Jokowi.
Hinca Panjaitan mengaku belum mendengar informasi pertemuan tersebut.
Baca: Sandiaga Uno Tak Ingin Berprasangka Buruk terkait Pertemuan AHY dengan Jokowi
"Aku belum tahu apa-apa tentang itu," ujar Hinca Panjaitan usai menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, (2/5/2019).
Hinca Panjaitan mengatakan belum ada pembicaraan di tingkat DPP mengenai rencana pertemuan tersebut.
Hinca Panjaitan mengaku saat ini masih disibukkan dengan mengurus laporan dana kampanye.
"Saya cuman seharian, sejak kemarin kami urusan apa namanya, dana kampanye, dana partai. jadi saya sama sekali belum mendengar apapun tentang pertemuan itu. baru denger ini," katanya.
Hinca mengaku belum berani komentar apapun mengenai informasi rencana pertemuan tersebut.
Baca: Memakai Batik, AHY Penuhi Undangan Jokowi ke Istana
Yang pasti menurutnya saat komunikasi kemarin, AHY sedang berada di Singapura.
"Sejak 2 hari lalu, saya belum komunikasi. tapi terakhir kemarin di Singapura. waktu kami di Singapura Minggu lalu, sama-sama di sana. mas Ibas juga di sana, keluarga di sana semua," pungkasnya.
Sandiaga Uno Tak Ingin Berprasangka Buruk
Sandiaga Uno mengaku belum dikomunikasikan oleh AHY mengenai pertemuan tersebut.
"Belum. Belum dikomunikasikan saya," ujar Sandiaga Uno usai menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, (2/5/2019).
Baca: Pandangan MUI terkait Ijtima Ulama III Minta Jokowi Didiskualifikasi
Mantan Wagub DKI itu tetap ingin berprasangka baik terkait pertemuan AHY dengan Jokowi.
mungkin, menurutnya pertemuan tersebut hanya silaturahmi saja.
"Saya belum di update pertemuan tersebut dengan mas AHY. Saya khusnuzon saya, itu pertemuan silaturahmi," katanya.
Baca: Respons Sandiaga Uno Sikapi Keputusan Ijtima Ulama yang Meminta KPU Mendiskualifikasi Jokowi-Maruf
Sandiaga Uno mengaku tidak tahu mengapa AHY bersedia hadir bertemu Jokowi sebelum Pemilu usai.
Saat ditanya apakah kemauan AHY bertemu Jokowi menunjukkan Demokrat telah menyerah di Pilpres, Sandiaga Uno tersenyum dan menjawab singkat.
"Fight until the end," pungkas Sandiaga Uno.
BPN Tetap Optimis Demokrat di Kubu Prabowo-sandiaga
Direktur Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sufmi Dasco Ahmad, meyakini Partai Demokrat tetap setia berada di koalisinya bersama Gerindra, PKS, dan PAN.
Hal itu disampaikan Dasco menanggapi pertemuan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) dengan capres petahana Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Baca: Sekjen Demokrat Belum Tahu Rencana Pertemuan AHY dengan Jokowi
"Kami masih yakin dan percaya bahwa Partai Demokrat serta partai-partai koalisi yang lain masih tetap solid bersama Koalisi Indonesia Adil Makmur," kata Dasco saat ditemui di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Ia mengatakan BPN tak bisa melarang Demokrat selaku partai pengusung Prabowo-Sandiaga untuk menjalin komunikasi politik dengan siapapun, termasuk dengan kubu pasangan Joko Widodo-Maruf Amin.
Baca: PAN Disebut Minta Jatah Pimpinan MPR, Ini Reaksi Gerindra, PKS, dan Partai Demokrat
Ia pun menghormati pertemuan antara AHY yang merupakan simbol Partai Demokrat dengan capres petahana.
"Kalau menurut saya pertemuan-pertemuan itu kan enggak bisa dilarang, karena politik inikan dinamis dan itu hak politik dari masing-masing partai politik. Tapi kami masih yakin dan percaya bahwa parta-partai koalisi itu masih solid walaupun bertemu-bertemu," lanjut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Pelat Nomor B 2024 AHY
Terpantau, AHY yang merupakan putra dari Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba di Istana sekira pukul 15.45 WIB dengan mengenakan batik lengan panjang.
Kehadiran AHY ke Istana Kepresidenan Jakarta menarik perhatian awak media.
Baca: TKN: PAN dan Demokrat Berpeluang Besar Gabung Koalisi Jokwi-Maruf
Bukan ke sosok AHY saja, tetapi mobil yang dipakai AHY.
AHY menggunakan mobil Toyota Land Cruiser hitam dengan pelat nomor B 2024 AHY.
Saat ditanya perihal kedatangannya AHY mengaku ke Istana untuk memenuhi undangan dari Jokowi yang merupakan calon presiden nomor urut 01.
"Iya diundang (Jokowi)," ucap AHY sembari berjalan masuk ke gerbang ketiga komplek Istana.
Saat ditanya pembahasan yang akan dibicarakan dengan Jokowi nantinya, AHY belum dapat menjelaskannya.
"Nanti ya," kata AHY.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan pertemuan Presiden Jokowi dengan AHY sebagai upaya merangkul Demokrat masuk dalam koalisi.
"Sepertinya yang terlihat seperti itu (merangkul Demokrat). Politik segitu dinamis, jadi menit-menit terakhir berubah sangat cepat, jadi bisa saja yang tadinya berada di sana (oposisi), sekarang berada di sini, itu sangat dinamis," Kata Moeldoko yang juga menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.
Baca: Moeldoko Sebut Jokowi Akan Rangkul Partai Demokrat
Menurut Moeldoko, pada prinsipnya dalam menjalani roda pemerintahan yang efektif, maka dibutuhkan teman atau dukungan partai yang kuat, meskipun partai pendukung Jokowi-Ma'ruf saat ini sudah banyak.
"Sebenarnya sudah di atas 60 (persen), cukup ya. Tapi kalau bisa di atas 80 (persen), kenapa harus 60 kan, sehingga nanti semua hal-hal yang jadi kebijakan itu lebih mudah," tutur Moeldoko. (Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono/Taufik Ismail/Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.